Terus Berlanjut, Cukup Banyak Warga Tolak Pasang Labelisasi Penerima Bansos
Labelisasi Penerima Bansos di Mukomuko beberapa waktu lalu-Seno/DOK-
MUKOMUKO, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mukomuko terus melanjutkan pemasangan labelisasi kepada seluruh keluarga penerima manfaat bantuan sosial (Bansos).
BACA JUGA:KAMMI Bengkulu Sindir Pemerintah, Gelar Pasar Gratis di UPTD Rusunawa
Seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang ada di daerah ini.
BACA JUGA:SE Gubernur Bengkulu, Pejabat hingga ASN Dilarang Terima Parsel
"Pemasangan labelisasi kepada seluruh penerima manfaat PKH dan BPNT yang tersebar di 15 Kecamatan yang ada di daerah ini masih berlanjut, " ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko, Pitriyani ketika dikonfirmasi RADARBENGKULU.DISWAY.ID tadi siang.
Pemasangan stiker ini sebagai penanda bahwa rumah tersebut merupakan keluarga penerima Bansos. Jadi, biar tepat sasaran Mudah dipantau orang juga.
BACA JUGA:Awali Kegiatan Belajar Mengajar, Siswa MIN 5 Bengkulu Tengah Membaca Surat Pendek
Menurutnya, pemasangan lebelisasi ini akan dilanjutkan setelah hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah tahun 2023. Pemasangan lebelisasi ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa. Karena anggaran pemasangan ini tidak ada.
Dikatakan Pitriyani, jumlah penerima Program Keluarga Harapan di Mukomuko mencapai 7.026 Keluarga Penerima Manfaat . Dari jumlah tersebut sudah ada 35 persen lebih rumah warga penerima PKH telah dilabelisasi.
Ditambahkannya, dari pemasangan lebelisasi ke rumah penerima PKH dan BPNT ini cukup banyak penerima yang tidak mau rumahnya dipasang labelisasi. Mereka lebih memilih mengundurkan diri dari program pemerintah tersebut.
Mayoritas yang mengundurkan diri dikarenakan perekonomiannya sudah lebih baik atau sudah mapan. Kemudian Komponen PKH sudah tidak ada lagi.
BACA JUGA:Duh Senangnya , 38 KPM Samban Jaya Nikmati BLT DD Sebelum Lebaran
"Mayoritas masyarakat penerima PKH yang mengundurkan diri karena mereka sudah mampu secara ekonomi atau lebih baik dari sebelumnya. Selain itu juga ada beberapa penerima Program Keluarga Harapan (PKH) ini sudah habis komponennya, sehingga tidak masuk sebagai penerima PKH lagi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: