Marilah Kita Menjaga Spirit Ibadah di Bulan Syawal

Marilah Kita Menjaga Spirit Ibadah di Bulan Syawal

H. Henderi Kusmidi -Adam-

Oleh : H. Henderi Kusmidi 

(Dosen UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu dan Imam Masjid Besar Jami’ Babussalam Kota Bengkulu)

Dari : Masjid Jami' Babussalam, Jalan P. Natadirja KM.8, Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

 

 

 

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Segala puji mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak berbilang. Terutama nikmat hidayah iman dan Islam, keamanan, kesehatan dan kecukupan rezeki yang halal.

Dengan semua nikmat tersebut, kita semua bisa hadir ke masjid ini dengan mudah, aman dan selamat, untuk menjalankan salah satu kewajiban dan syiar yang agung dalam Islam.

Yaitu ibadah salat Jumat beserta rangkaiannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada penutup para nabi dan pemimpin anak Adam, Muhammad ?, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh kaum Muslimin yang istiqomah mengikuti sunnah beliau dengan sebaik-baiknya. 

Tak lupa khatib berwasiat kepada jamaah salat Jumat sekalian dan juga kepada diri khatib sendiri agar selalu berikhtiar untuk bertakwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa di mana pun kita berada semaksimal kemampuan kita.

Dengan takwa yang benar, Allah akan memudahkan semua urusan kita dan memberikan rezeki kepada kita dari arah yang tidak kita sangka-sangka. Allah SWT berfirman  yang artinya:

‘’Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 2-3)

 

Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya:

‘’Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.’’ (Ath-Thalaq: 4)

 

Sidang Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah,

 

Bulan Syawal sebenarnya merupakan bulan yang diberkahi Allah SWT. Bulan Syawal merupakan salah satu dari bulan haji. Ia merupakan bulan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

‘’Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam bulan-bulan itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji.

Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah Mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!’’ (Al-Baqarah: 197)

 

Kaum Muslimin yang Mulia,

 

Saat bulan Ramadan, kita merasa ringan dalam melakukan amal shalih dan berbagai ibadah karena memang waktunya sangat kondusif. Setan dibelenggu, pahala dilipatgandakan dan begitu banyak orang berbuat kebaikan dan ketaatan.

Keadaan berubah saat Ramadan telah pergi dan kita memasuki bulan Syawal. Semangat mayoritas kaum muslimin mulai banyak yang kendor kembali untuk berbuat taat karena berbagai sebab.

Di antaranya adalah setan kembali leluasa dalam melakukan pekerjaan utamanya, yaitu menghalangi manusia dari jalan Allah dan mengiring mereka agar menjadi penghuni neraka sebagaimana dirinya. Agar kita dapat menjaga spirit ibadah di bulan Syawal ini, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

 

1. Membangun Kesadaran

Saat memasuki bulan Syawal, kebanyakan orang memang cenderung melemah semangatnya untuk melakukan ketaatan, khususnya yang berbentuk ibadah mahdhah. Hal ini bisa dilihat dari volume jumlah orang yang hadir ke masjid untuk salat lima waktu tidak sebagaimana saat di bulan Ramadan.

Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang tetap memiliki kesadaran tinggi untuk senantiasa memelihara spirit beribadah di bulan Ramadan agar tetap bertahan di bulan-bulan berikutnya.

Karenanya, perlu membangun kesadaran diri sendiri semenjak di bulan Syawal ini karena merupakan titik permulaan dari perjalanan 11 bulan ke depan.

 

2. Menyadari bahwa ketaatan yang kontinyu adalah indikator diterimanya sebuah amal ibadah kita

Amalan ketaatan yang berkelanjutan itu sebenarnya merupakan indikasi atas diterimanya ketaatan tersebut oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Lail: 5-7 yang artinya:?

 

‘’Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.’’

 

Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah. Beliau berkata yang artinya:??

 

“Sesungguhnya melakukan puasa kembali setelah puasa Ramadan merupakan sebuah tanda bagi diterimanya puasa Ramadhan. Sesungguhnya Allah itu bila menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik kepadanya untuk melakukan amal shalih setelah itu.

 

3. Meluruskan kembali niat

Jika saat bulan Ramadan seseorang rajin ke masjid salat lima waktu berjamaah ke masjid namun setelah Ramadan berakhir sama sekali tidak pernah lagi ke masjid kecuali salat Jumat saja itupun dilakukan dengan bemalasan hanya menggugurkan kewjiban saja, maka ini perlu dievaluasi. Apakah ada niatan yang salah selama melaksanakan salat di masjid selama bulan Ramadan.

Sebab, niat yang salah, yaitu beribadah bukan karena Allah, bukan untuk mencari ridha Allah, merupakan salah satu sebab ditolaknya amal shalih. Jika seseorang ke masjid saat bulan Ramadan bukan untuk meraih ridha Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, berarti ada niatan lainnya.

Kepayahannya selama bulan Ramadan bisa jadi tidak mendapatkan balasan apapun di akhirat nanti. Ini jelas kerugian besar. Sudah berpayah-payah, namun tidak mendapatkan apa-apa. Untuk itulah, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa memelihara spirit beribadah setelah bulan Ramadan.

 

4. Bergaul dengan orang yang istiqamah dalam ketaatan

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga spirit ibadah adalah dengan senantiasa bergaul dengan orang-orang yang stabil dalam melakukan ketaatan dan kebaikan serta bertaqarrub kepada Allah disepanjang waktunya, bukan hanya di bulan Ramadan.

Orang-orang yang stabil dalam menjaga kontinyuitas ibadah dan ketaatannya biasanya sudah memiliki kemampuan untuk menyemangati diri sendiri. Dia tidak memerlukan dorongan dari luar, spirit ibadah sudah mengakar kuat dalam dirinya.

 

5. Banyak mengingat kematian.

 

Sering mengingat kematian merupakan sunnah yang terlupakan. Padahal sunnah dzikrul maut ini sangat besar pengaruhnya dalam menjaga stabilitas semangat beribadah seorang muslim. Selain itu, masih ada kebaikan lain yang akan didapatkan. 

0Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Rasulullah ? bersabda yang artinya:

 

”Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (Hadits riwayat Ibnu Majah, no. 4.258; At-Tirmidzi; An-Nasai; Ahmad).

 

Demikian khutbah ini disampaikan, semoga bermanfaat dan berkah buat kita semuanya.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: