BRI Peduli Jadikan Desa Dauh Peken Sebagai Percontohan Pengelolaan Sampah Pilah

BRI Peduli Jadikan Desa Dauh Peken Sebagai Percontohan Pengelolaan Sampah Pilah

Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan TPS3R Sadu Kencana. TPS3R ini telah berdiri sejak tahun 2016 guna mengatasi masalah sampah-agus/ist-

BENGKULU, RADARBENGKULU.DISWAY.ID – Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan Tempat Pengolahan Sampah-Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Sadu Kencana. TPS3R ini telah berdiri sejak tahun 2016 guna mengatasi masalah sampah. 

BACA JUGA:Gawat, Bakal Ada Kelurahan Yang Hilang Jika Peraturan Walikota No 9 Diberlakukan

 

 

 

 

Sementara itu, Kepala Desa Dauh Peken I Komang Sana Yasa mengatakan, TPS3R merupakan tempat pengelolaan sampah yang dikonsepkan untuk Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang) sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Dauh Peken.

BACA JUGA:Rivan: Infinite Spirit of Collaboration, Jadi Kunci Peningkatan Kinerja Berkelanjutan Jasa Raharja

BACA JUGA:Bupati Seluma Serahkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk 390 Nelayan di Ilir Talo

 

 

 

"Konsep utama dari pengolahan sampah di TPS3R Sadu Kencana adalah untuk mengurangi dan atau memperbaiki karakteristik sampah yang akan diolah secara lebih lanjut di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah," jelas I Komang Sana Yasa, Minggu (21/5).

Dijelaskan dia, program pengelolaan sampah telah dicanangkan pada tahun 2012 oleh kepala desa sebelumnya.

BACA JUGA: Ini Masukan Wagub Soal Program Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bengkulu

 

 

 

Kemudian, sejak dirinya dilantik menjadi kades baru, Ia pun melanjutkan salah satu visi misi mantan kades, yakni menciptakan desa hijau bersih sehat, dengan mengendalikan sampah.

Seiring berjalannya waktu, dirinya pun berhasil menambah bank sampah di Desa Dauh Peken. Awalnya hanya ada 1 bank sampah, kini sudah tersedia 6 bank sampah.

BACA JUGA:Bengkulu Selatan Siapkan Jaring untuk Pengaman dan Penyaluran Bantuan Sosial

 

 

 

"Saya melanjutkan membangun 5 bank sampah yang ada di desa. Awalnya 2012 hanya 1 bank sampah, sehingga genaplah rumah bank sampah yang ada di Dauh Peken," katanya.

Ditambahkan, ditengah upaya meningkatkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Pada tahun 2015, pihak desa mengajukan ke Dinas PUPR di wilayah Bali untuk mendirikan TPS3R. 

BACA JUGA: Jalan Rabat Beton Sepanjang 110 Meter Dibangun di Kembang Ayun

 

 

 

Dalam pengembangannya, lanjutnya, TPS3R Sadu Kencana memiliki beberapa kegiatan pengolahan sampah.

Diantaranya, mengolah sampah organik (sisa canang dan sampah daun) menjadi pupuk organik, memanfaatkan sampah buah, sayur, dan sisa makanan dari masyarakat untuk ternak maggot, menjadi bank sampah induk bagi banjar-banjar, sekolah, dan kelompok masyarakat yang ada di Dauh Peken.

BACA JUGA:Sttt.... Ada Anggota DPRD Pindah Partai, Siap - Siap di PAW ya...

 

 

 

"Kemudian memberikan edukasi ke sekolah-sekolah tentang pentingnya Reduce Reuse Recycle demi kelestarian alam, dan juga menjalin rekanan dengan sekolah dan instansi yang ada di lingkungan Dauh Peken sebagai anggota TPS3R Sadu Kencana agar lebih banyak lagi yang sadar memilah sampah dengan baik dan benar," jelasnya.

Kendati demikian, dalam melaksanakan program-program tersebut, kata Kades Komang, pengelola TPS3R Sadu Kencana menghadapi beberapa kendala.

 

 

 

Antara lain kendala kurangnya kendaraan pengangkutan sampah, bangunan TPS3R yang sudah mulai kurang layak dan fasilitas pendukung lainnya seperti bank komposter dan kantong pemilahan untuk pelanggan.

 

Bantuan CSR BRI Peduli

 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program BRI Peduli menunjukkan kepeduliannya terhadap usaha TPS3R Sadu Kencana menjaga lingkungan, dengan memberikan bantuan berupa kendaraan operasional pengangkutan sampah, renovasi bangunan kantor, pengadaan bak komposter, dan kantong pemilahan sampah.

 

Dalam perkembangannya, ungkap Komang, TPS3R Sadu Kencana mulai memaksimalkan sistem pengelolaan, mengedukasi masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan mulai dari rumah dan lingkungan sekitar.

 

"Dengan adanya bantuan BRI yang mendampingi Desa Dauh Peken, pola penjemputan sampah ke rumah-rumah warga menjadi terarah. Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat Dauh Peken untuk ikut menjadi pelanggan TPS3R dengan pola pemilahan. Sampai saat ini ada penambahan data pelanggan sebanyak 200 yang mulai sadar untuk memilah," jelas Komang.

 

Diterangkan dia, bantuan BRI bisa mewujudkan langkah nyata menyelamatkan lingkungan, dengan tantangan yang cukup besar, yaitu tingkat kesadaran masyarakat yang sangat rendah akibat sistem angkut buang yang selama ini diterapkan.

 

Dibagian lain, Ketua TPS3R Sadu Kencana Ni Putu Suarlin, mengatakan TPS yang dikelolanya sempat mendapatkan bantuan dari Pemerintah pada tahun 2015. Namun seiring berjalannya waktu, pengelola TPS masih menemui beberapa kendala.

 

Salahsatunya dari sisi tingkat kesadaran masyarakat yang masih minim dalam hal memilah dan mengolah sampah dari sumbernya. Sebab, masyarakat Dauh Peken terlalu dimanjakan dengan cukup membayar uang iuran sampah saja. Alhasil, tingkat kesadaran masyarakat masih rendah dalam pengelolaan sampah.

 

Menurut dia, jika pola pengelolaan sampah "angkut buang" saja, maka TPA yang sudah penuh dengan sampah akan semakin bertambah. Sangat penting untuk memilah sampah sebelum dibuang ke TPA. Gunanya, agar tidak terjadi penimbunan sampah.

 

"Kami dan tim mulai mencoba pelan-pelan memberikan pemahaman bahwa kita itu menyelamatkan sampah plastik bukan untuk mendapatkan, tapi untuk menyelamatkan bumi kita lebih lestari,” ujarnya.

 

Sementara itu, terkait dengan program pengelolaan sampah BRI Peduli tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto berharap bahwa program tersebut dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. 

 

Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau bahan baku jenis organik lain, dan dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik. 

 

"Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan juga masyarakat secara lua," pungkasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: