Sejarah Baru, Tegar Wicaksono Atlet Binaraga Putra Asli Bengkulu Kantongi Tiket PON Aceh - Sumut 2024

Sejarah Baru, Tegar Wicaksono Atlet Binaraga Putra Asli Bengkulu Kantongi Tiket PON Aceh - Sumut 2024

Tegar Wicaksono Atlet Binaraga bersama pelatihnya-Windi Junius-radarbengkulu,disway.id


RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Ajang Prakualifikasi PON cabang olahraga binaraga dan fitnes yang berlangsung di GOR Sawah Lebar, Kota Bengkulu, pada 29-30 Juli 2023 lalu ternyata menorehkan sejarah baru bagi Bengkulu.



Pasalnya, untuk pertama kalinya putra asli Bengkulu bisa meraih tiket PON. Atlet binaraga yang merupakan putra asli daerah Bengkulu tersebut yakni Tegar. Tiket ke PON Aceh-Sumut yang rencananya dihelat pada September 2024 itu diraih atlet binaraga dan fitnes Bengkulu bernama Tegar Wicaksono.



Tegar Wicaksono turun di kelas Men's Sport Physique Over 170 cm. Bengkulu sendiri sebenarnya menurunkan 8 atlet. Tegar menyampaikan, ia mendapatkan tiket ke PON lantaran dia memberikan penampilan terbaiknya.



"Saya berikan yang terbaik dan bisa saya tampilkan secara maksimal dan Alhamdullilah bisa dapat tiket ke PON 2024," kata Tegar saat di temui radarbengkulu.disway.id ditempatnya latihannya .



Meskipun bisa lolos ke PON, dengan rendah hati Tegar mengakui masih ada banyak bagian tubuhnya yang perlu dikoreksi. Selain mengatasi kelemahan sendiri, kata dia, dalam persiapan menuju PON, ia bersama pelatih juga perlu melihat kekuatan lawan.



"Ada koreksi untuk badan saya. Tapi memang saya tak boleh fokus cuma kepada kelebihan saja, tapi juga kepada kekurangannya. Ada banyak hal yang dinilai, baik bagian depan maupun belakang. Tapi saya ada dokumentasi dan video sebagai bahan pelatih untuk diperbaiki," jelas Tegar.



Sebagai putra asli Bengkulu pertama di cabor binaraga yang menembus PON, Tegar berharap dukungan dan doa restu masyarakat Bengkulu. Dan yang tak kalah penting, kata Tegar, perhatian dan dukungan pemerintah daerah di Bengkulu.



"Harapan saya, doa dari masyarakat Bengkulu sudah pasti. Yang paling kami butuhkan juga adalah perhatian dan uluran tangan pemerintah daerah karena selama ini semua disuport oleh orang tua sendiri. 100 persen," tandas Tegar.



Pelatih Binaraga Bengkulu Jefri Lesmana mengatakan, setelah mengikuti ajang Pra PON, atlet hanya diberi waktu paling lama empat hari untuk bebas atau tak wajib diet. Setelah itu, program latihan kembali berjalan seperti biasanya. Dengan menu latihan yang memang sudah ditetapkan.



"Dua, tiga atau paling lama empat hari, ada yang namanya lepas atau bebas diet. Setelah itu kembali latihan seperti biasa lagi dengan program yang sudah disusun, termasuk kita juga akan memantau perkembangan lawan. Dimana kekurangan kita, itu yang kita kejar," kata Jefri.



Jefri mengatakan, dengan waktu yang masih terbilang lumayan panjang, kebutuhan prioritas dalam masa persiapan ini adalah dukungan anggaran. "Kalau atlet siap. Apalagi selama ini semua yang kita tanggulangi secara mandiri. Sementara yang akan kita perjuangkan ini membawa nama daerah," ucapnya.



"Sementara untuk suplemen prioritas, kita pakai semua. Stok kita juag siap. Itu memang asupan yang mesti dikonsumsi atlet dan biayanya memang tidak murah. Nah, untuk membangun komunikasi dengan pihak pemerintah daerah, kami percayakan kepada ketua umum PBFI," kata Jefri.



Ketua Umum PBFI Bengkulu, Irwan Alwi, mengatakan lolosnya Tegar Wicaksono bukan capaian yang mudah. Sebelum turun di Pra PON, kata Irwan Alwi, Tegar sudah menjajal berbagai panggung kejuaraan agar punya banyak pengalaman dan jam terbang.



"KONI kan punya keinginan memajukan putra asli Bengkulu. Konsepnya oke, tapi itu kan tidak bisa simsalabim. Karena mereka ini persiapannya lama. Tegar ini sudah siapkan diri sejak 2 tahun yang lalu. Ia sudah turun ke berbagai even. Ada ke Semarang, dan lain sebagainya. Niatnya ingin lolos PON," ujar Irwan Alwi.



Soal dukungan anggaran untuk masa persiapan ini, Irwan Alwi mengaku sudah membahasnya dengan KONI baru-baru ini. Rencananya dalam waktu dekat, kata dia, KONI akan memanggil Tegar untuk bicara lebih lanjut. "Bicara PON itu 14 bulan lagi. Kalau KONI dan Pemda ini punya ekspektasi atlet ini meraih medali, tentu harus punya program. Kapan mau dilakukan, ya tentu mulai sekarang. Tegar ini atlet muda, butuh jam terbang," ujarnya.



Sebagai Plt Ketum PBFI Bengkulu dan Presiden PBFI, Irwan Alwi mengaku akan memfasilitasi agar Tegar bisa ikut tryout. Namun soal kesiapan atau dukungan anggaran juga harus ada kepastian. "Karena ini bicara PON. Bukan Kejurnas. Prestise daerah yang kita jaga. Jadi semua yang lolos ke PON mestinya didudukkan bersama. Gubernur harusnya ajak bicara semua," katanya.



Cabor Binaraga Bengkulu, kata Irwan Alwi, termasuk yang tak pernah kalah saing dengan propinsi lain, khususnya di Sumatera. PON 1994 ada Safrizaldi dengan emas. Ia kembali dulang emas di PON 1998. PON 2008 juga emas di Kalimantan Timur.



"PON 2012 di Riau kita tak ikut. Tapi di PON 2016 di Jawa Barat, Bengkulu dapat perak. Dan di 2020 di Papua, binaraga Bengkulu kembali bawa emas. Artinya olahraga binaraga ini tidak diragukan bisa raih emas. Jadi tinggal pembinaan yang terus menerus," kata Irwan Alwi.



Jika proses pembinaan itu dilakukan secara konsisten, kata Irwan Alwi, maka Bengkulu bisa kembali bawa medali. Apalagi, timpal Irwan Alwi, nomor atau kelas yang diikuti Tegar termasuk baru kali ini disertakan di PON. "Target kita medali," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: