Inilah Berkah Kesalehan untuk Orang-Orang Beriman

 Inilah Berkah Kesalehan untuk  Orang-Orang Beriman

Dr. H. Iip Arifin, M.T.Pd-Adam-radarbengkulu.disway.id

Amal saleh itu, kadang berkahnya tidak putus bersama kematian pelakunya. Ia bisa melampaui segala batas ruang dan waktu. Melampaui segala jaman. Rasulallah SAW bersabda yang artinya, 

“Bila seorang anak Adam itu meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal. Shodaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.”

 

Sejarah Islam juga mencatat tokoh muslim besar dari India, Abu Hasan Ali An-Nadawi. Pendiri lembaga pendidikan Mahad Darul Ulum itu sangat disegani dan mashur. Dr. Yusuf Qardhawi yang telah berinterkasi dengan Syeih An-Nadwi semenjak menjadi mahasiswa mengatakan, “Kami menemukan ruh yang baru dari karya-karya An-Nadwi. Beliau menyadarkan kami dari hal-hal yang tidak kami sadari. Karyanya telah memalingkan kami, seperti Rabi’ bin 

Amir dihadapan Rustum. Kata-kata sangat menumental dan merangkum prinsip-prinsip Islam secara padat, singkat, lugas dan menarik. Dan sepanjang pengetahuan kami, An-Nadwi lah orang yang pertama mengingatkan kami pada pendirian yang sangat berharga ini. 

 

Tentang lembaga pendidikannya, Qardhawi menambakan, “Kami menyaksikan Darul Ulum sangat mencolok di tempat asalnya. Suatu tempat yang selalu kami rindukan. Terkadang telinga ini lebih dahulu merindukan sebelum mata.” Atau gambaran yang diberikan oleh Syekh Ali Ath Thanthowe,” betapa saya sangat berharap kembali kemasa muda, kembali belajar di madrasah ini, belajar pada guru-gurunya, beriringan denga santrinya, menghirup nafas dalam  naunganya, serta menuai ilmu dan iman di dalamnya.”

Sedekah yang terus-menerus beranak pinak, atau ilmu yang bersambung permanfaatanya, adalah sumber berkah yang tak pernah putus . Demikian juga dengan anak-anak saleh, yang tak pernah bosan mengharap kepada Allah, agar kedua orang tua mereka diampuni dosanya.

 

Berkah-berkah kesalehan memang tak pernah batas bentuk dan jumlahnya. Bahkan keberkahan itu bisa datang dari langit dan bumi, seperti dijelaskan Allah dalam firman-Nya yang artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’Raf:96).

 

Lebih dari itu, berkah yang paling indah, tentu saja surga Allah yang diizinkan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Allah SWT berfirman, “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kamu dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 25).

Kini tinggal bagaimana kita mengejar berkah-berkah kesalehan itu. ia ibarat menebang benih, menyemaikannya, merawatnya, menjaganya, lalu memohon denga khusu ‘kepada Allah, agar bisa memetik buahnya. Hidup hanyalah hamparan ladang untuk menanam amal. Kelak, di hari yang pasti tiba, kita akan melihat hasil dari semua karya kita, baik atau buruknya.(wallluhu’alam).(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id