Workshop Penyusunan Policy Brief Agar Merekomendasikan Kebijakan Penurunan Stunting

Workshop Penyusunan Policy Brief Agar Merekomendasikan Kebijakan Penurunan Stunting

--

RADARBENGKULU.DISWAY.ID -Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, selaku ketua pelaksana program percepatan penurunan stunting, pada akhir September 2023 baru ini menggelar workshop studi kasus dan pembelajaran baik stunting. workshop digelar dalam rangka menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.

 

Workshop sehari itu menghadirkan peserta sebanyak 60 orang mitra kerja dari berbagai unsur, diantaranya Perguruan Tinggi, Bappeda, Dinas Kesehatan, Kemenag, Bulog, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Dinas Sosial, Dinas PMD serta terdapat organisasi PKK dan lainnya.

 

Hadir pada workshop studi kasus dan pembelajaran baik stunting yang berlangsung sehari tepatnya Senin, 25 September 2023 yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Dr. Herwan Antoni, aM.Kes mewakili Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah. Ketua Satuan Tugas Stunting Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi., M.Si, Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Yuliswani, SE,MM.

 

Gubernur Bengkulu dalam sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Dr. Herwan Antoni menyebutkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, merupakan salah satu pilar bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045, yaitu manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan tinggi, menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Sehingga penting kiranya mengatasi berbagai persoalan terkait dengan penyiapan sumber daya manusia berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas 2045 serta upaya mengejar  ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta berdaya saing yang kuat di tengah masyarakat internasional.

 

Dalam kerangka pembangunan kualitas SDM, permasalahan stunting adalah salah satu bagian dari Double Burden of Malnutrition (DBM). Hal  ini merujuk pada keadaan dimana terjadi malnutrisi baik gizi lebih maupun gizi kurang yang mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, katanya.  

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS dan PPPK Kemenkumham Tahun 2023 Resmi Dibuka

Aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, daerah serta lembaga masyarakat dan praktisi akan membuahkan hasil yang signifikan. Dimana aksi ini juga harus mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi lokal yang ada di bengkulu, sehingga bisa mempererat struktur sosial budaya yang selama ini berjalan di Bengkulu dan memperkuat sektor ekonomi masyarakat serta ketahanan dan kedaulatan pangan.

 

Secara nasional angka stunting masih berada pada angka 21,6 persen, sedangkan berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Tahun 2022, angka balita stunting Provinsi Bengkulu pada angka 19,8 persen. Dimana untuk kabupaten dan kota stunting yang tertinggi diatas rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Rejang Lebong 20,2 persen,  Kabupaten Bengkulu Tengah 21,2 persen, Kabupaten Lebong 20,2 persen, Kabupaten Seluma 22,1 persen, Mukomuko 22,3 persen, Kepahiang 24,9 persen, Bengkulu Utara 22,8 persen dan Kabupaten Bengkulu Selatan 23,2 persen. Sedangkan angka stunting yang dibawah rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu sebesar 12,9 persen dan Kabupaten Kaur sebesar 12,4 persen.

BACA JUGA:Ini Jadwal Timnas Indonesia, 16 Besar Asian Games 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: