Minim Pengetahuan, Keluarga Muda di Kampung KB Desa Terpencil Hadiri Sosialisasi Stunting
Suasana Promosi Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Desa Lagan Bungin-adit/ist-radarbengkulu
BACA JUGA:Kenali Nama dan Fungsi Otot Pada Tubuh Manusia serta Cara Menjaganya
"1.000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari). Dimana periode organ-organ vital mulai terbentuk dan terus berkembang, periode ini mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Periode ini penting karena dapat mencegah anak kurang gizi hingga berdampak stunting yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan kedepan," kata Iqbal.
Di depan ratusan peserta sosialisasi itu ia mengajak masyarakat untuk memulai membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Baik sehat lingkungan maupun sehat makanan dan bergizi seimbang.
Langkah tersebut merupakan langkah awal dalam pencegahan stunting, yang diawali dari dalam keluarga.
BACA JUGA:Ada 9. 437 Masyarakat Bengkulu Ikut Program KB, Data Ini Terus Meningkat
"Hidup sehat dengan melengkapi asupan makanan yang bergizi, berprotein hewani dan nabati tidak harus mahal, tetapi makanan yang murah dan mudah didapat. Upaya mencegah risiko lahirnya generasi kurang gizi yang berpotensi stunting. "Ayo, penuhi asupan gizi sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dan yang paling utama berikan ASI Ekslusif pada bayi hingga usai enam bulan."
Pencegahan stunting dan pembangunan keluarga, meninindaklanjuti perintah Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan ketua pelaksana pencegahan stunting di tingkat nasional.
Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengatakan, ditengah warga desa dari berbagai suku di Provinsi Bengkulu itu meninggalkan peribahasa kuno "Banyak Anak Banyak Rezeki". Karena, banyak anak akan berdampak pada kemiskinan dan kematian ibu maupun bayi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu