Kisah Nabi Shaleh AS: Kehidupan Kaum Tsamud yang Kaya Raya Tapi Pelit
Bukti hasil pahatan kaum Tsamud dalam kisah nabi shaleh AS -Ist-
Mengenai tempat tinggal kaum Tsamud ini Allah SWT telah mengabadikan didalam Al Qur'an surat Al Hijr ayat 82 yang artinya "dan mereka memahat rumah-rumah dari batu gunung yang didiami dengan aman"
Kaum Tsamud juga menyembah batu berhala yang mereka buat sendiri, berikut nama-nama sesembahan kaum Tsamud antara lain wad, jad, syams, Manaf, manaat, allata. Kepada Tuhan Tuhan berhala itulah kaum ini meminta dan mengeluhkan nasibnya. Karena akhlak kaum Tsamud inilah akhirnya Allah SWT mengutus salah satu saudara dari kaum Tsamud yang bernama Shalih AS.
Pengutusan nabi shalih AS tertuang dalam firman Allah SWT yang artinya
"Dan kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka yaitu Shalih AS. Ia berkata : Hai kaumku, sembahlah Allah SWT sesekali tidak ada tuhan melainkan Allah. Sehingga telah datang buktiku yang nyata. Unta betina ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apapun, karena kamu akan ditimpa siksaan yang pedih"
Setelah diangkat menjadi nabi, Shaleh AS tidak lagi berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dia mulai melakukan dakwah secara terangan - terangan kepada kau Tsamud. Dia bertekad merombak akhlak kaum ini.
Pada suatu ketika nabi Shalih As pergi ke altar tempat berhala yang disembah kaum Tsamud. Didepan berhala itu, nabi shalih AS bergumam sungguh bodoh kaum Tsamud menyembah batu yang tidak bisa berbuat apa apa seperti ini, bahkan menjawab pertanyaanmu tidak bisa. Mengapa kaum Tsamud menyembah patung berhala ini.
Usai melihat kondisi altar, nabi shalih AS menuju ruangan khusus yang dihuni pemimpin kaum Tsamud. Terjadilah diskusi antara nabi shalih dan pemimpin kaum Tsamud. Nabi berkata ke pemimpin kaum tadi dirinya mengajukan pertanyaan ke berhala yang ada di altar depan, namun dirinya kecewa karena berhala itu diam saja. "Mengapa kaum Tsamud menyembah patung yang dibuat sendiri dan tidak bisa menjawab keluhan" kata Shalih.
Mendengar itu, pemimpin kaum mengatakan bahwa mengapa shalih meragukan sesembahan yang sudah turun temurun sejak nenek moyang terdahulu. "Wahai Shalih apakah kamu sudah menemukan tuhanmu sendiri? Sehingga kamu tidak mau hormati warisan leluhur kita" kata pemimpin kaum.
Nabi menjawab "saudaraku sesungguhnya aku adalah utusan Allah SWT zat yang harusnya kalian sembah" kata nabi shalih. Mendengar penjelasan nabi shalih itu, pemimpin kaum Tsamud mengatakan akan mengumpulkan semua penduduk untuk mendengarkan penyampaian Shalih.
Hingga akhirnya hari yang dinanti tiba, semua penduduk kaum Tsamud dikumpulkan disebuah tanah lapang guna mendengar pernyataan Nabi Shalih AS. Disini terjadi perdebatan antara Shalih dan salah satu kaum yang pintar. Para kaum Tsamud yang mendengar penjelasan nabi shalih sebagian ada yang bisa menerima dengan akal mereka dan tidak mau lagi menyembah batu berhala.
Namun sebagian lagi masih belum puas dan meragukan penjelasan dari nabi shaleh AS. "Sesungguhnya kami masih ragu dengan apa yang kau sampaikan Shaleh. Jangan jangan kau menipu kami," kata salah seorang kaum, dan disambut gemuruh dukungan penduduk lainnya.
Namun ternyata sebagian penduduk yang lain hanya berpura pura percaya apa yang disampaikan nabi shaleh, diriwayatkan bahwa kaum Tsamud ini merupakan kaum yang pandai berpura-pura dan sesungguhnya antara wajah dan hati mereka selalu tidak sama. (Bersambung).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: