Memilih Pemimpin Sejati

Memilih Pemimpin Sejati

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-radarbengkulu

 

Ayat di atas  memberikan isyarat bahwa orang layak atau pantas untuk dijadikan pemimpin atau diberi amanah adalah orang yang KUAT dan TERPERCAYA.

Kuat merupakan syarat utama kelayakan seorang pemimpin karena pemimpin yang kuat lebih dicintai dari pemimpin yang lemah.  Ada tiga kekuatan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yakni:

 

1. Qawiyyul Afkar, artinya kuatnya keilmuan, pendidikan, pengalaman, atau keahlian yang dimilki sehingga seorang pemmpin tersebut mengerti tugas pokok yang akan dilaksanakannya. Atau dalam bahasa lain adalah pemimpin yang profesional di bidangnya. 

Rasulullah bersabda:” Apabila suatu urusan sudah dipegang oleh yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” ( HR: Bukhari). Allah berfirman yang  artinya: ''Hendaklah semua orang berkerja  sesuai dengan bidang, keahlian dan profesinya. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. '' (QS: al-Isra: 84).

 

2. Qawiyyusysyu’ur, artinya kuatnya empati atau kedekatan hatinya kepada rakyat. Artinya, seorang pemimpin yang sejati adalah orang yang  merakyat. Sangat dekat dengan rakyat dan mencintai umat ini. Atau dalam bahasa lain pemimpin yang sejati adalah orang yang peduli dengan rakyat.

Namun kedekatan dan kepedulian terhadap rakyat tersebut hendaklah merupakan tipe atau akhlak yang sudah melekat pada dirinya. Bukan kedekatan tersebut muncul menjelang waktu-waktu tertentu saja. 

 

3. Qawiyyul Jasad, artinya adalah kuatnya fisik.  Pemimpin yang sejati adalah pemimpin kuat fisiknya, sehat panca inderanya,  dan terbebas dari cacat  yang dapat mengganggu kepemimpinannya. Atau dalam bahasa lain pemimpin hendaklah orang enerjik, tegas, dan pemberani.

Sedangkan TERPERCAYA, artinya amanah, jujur dan aman.  Maksudnya adalah aman dari berbagai kasus yang menimpa dirinya, sehingga dia bisa memberikan rasa aman kepada rakyatnya. 

 

Keriteria  lain dari pemimpin yang baik adalah bersikap religius dan memperhatikan ekonomi umat dan memberikan keamanan  kepada masyarakat.  Sebagaimana firman Allah  berikut yang artinya:“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS Al-Hajj: 41)  

Artinya : “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” ( QS. Al-Quraisy: 1-3). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu