4 Gereja Peninggalan Kolonial Belanda yang Berada di Kabupaten Malang, Berikut Sejarahnya

4 Gereja Peninggalan Kolonial Belanda yang Berada di Kabupaten Malang, Berikut Sejarahnya

Berikut ini Deretan Gereja Peninggalan Kolonial di Kabupaten Malang dan sejarah pembangunannya -Ist-

Gereja Jago Lawang merupakan salah satu gereja Katolik tertua di Indonesia. Awalnya, gereja ini dibangun untuk memfasilitasi kegiatan keagamaan orang Belanda. Setelah kurang lebih 76 tahun berdiri, gereja peninggalan kolonial ini direnovasi karena pertumbuhan jemaat dan kebutuhan gereja.

Kemudian pada tahun 1998, pembangunan gereja tersebut mendapat restu dari Uskup Malang, MGR. H.J.S. Pandoyoputro O.Carm. Pada tahun yang sama, Gereja Jago berganti nama menjadi Gereja Dikandung Tanpa Noda.

Saat ini jemaah Gereja Jago tidak hanya berasal dari Belanda. Namun mereka juga berasal dari berbagai suku, termasuk Jawa, Tionghoa, Bali, dan Sunda. Selain perbedaan etnis dalam jemaahnya, Gereja Dikandung Tanpa Noda juga memasukkan beberapa unsur budaya yang berbeda seperti unsur budaya kolonial, Jawa, dan Bali di dalamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: