Outlook Inflasi di Provinsi Bengkulu Tahun 2024 Mengalami Perlambatan, Ternyata Ini yang Dilakukan
![Outlook Inflasi di Provinsi Bengkulu Tahun 2024 Mengalami Perlambatan, Ternyata Ini yang Dilakukan](https://radarbengkulu.disway.id/upload/68acf793e7e66247f86aa8522489afb6.jpg)
Inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2023. Inflasi tahun 2024 diprakirakan menjadi sekitar 2,50% ± 1% year-on-year -poto ilustrasi-
RADAR BENGKULU - Inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2023.
Inflasi tahun 2024 diprakirakan menjadi sekitar 2,50% ± 1% year-on-year (yoy) dengan potensi bias atas dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 yang sebesar 3,09% (yoy).
Terjadinya perlambatan inflasi di Bengkulu tersebut dipengaruhi oleh menurunnya dampak lanjutan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), penguatan upaya pengendalian inflasi di daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan penerapan harga acuan penjualan baru oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPANAS).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Darjana, mengatakan bahwa dalam upaya penguatan pengendalian inflasi di daerah, terutama melalui GNPIP, telah membantu memoderasi tekanan inflasi yang dihadapi Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Begini Cara Provinsi Bengkulu Jalani Imbauan Kemendagri Mengatasi Inflasi Pasca Lebaran
"Kami juga mendukung inisiatif pemerintah dalam mengimplementasikan harga acuan yang baru sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga di pasar," ujar Darjana.
Namun tetap terdapat beberapa risiko yang dapat meningkatkan inflasi di bengkulu beberapa diantaranya seperti meningkatnya permintaan masyarakat komoditas bahan makanan, produksi dalam daerah yang terbatas akibat pergeseran masa tanam yang terganggu, kondisi gagal panen pada akhir tahun 2023 kemarin yang di sertai dengan bencana banjir hingga hama yang menggangu dan cuaca yang ekstreme.
Selain itu terjadinya juga kenaikan harga beras dan cabai merah yang menyebabkan terjadinya kondisi stok yang terbatas, jumlah insentif kartu prakerja yang meningkat sebesar Rp. 4,2 juta perbulannya, dan adanya kenaikan tarif parkir dan tarif cukai rokok rata-rata 10% pada tahun 2023-2024.
Faktor lain yang dapat berdampak juga yaitu masih tingginya harga pupuk non subsidi dan harga pakan ternak seiring minimnya panen jagung, kebijakan proteksi ekspor beras dari negara mitra dagang seperti india dan Vietnam dan tekanan atas ketidakpastian global pada harga emas dan pangan global.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pelaksanaan kegiatan dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan yang dilaksanakan oleh TPID Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Bengkulu khususnya pada komoditas bahan makanan sehingga mampu menjaga stabilitas harga pangan tetap stabil.
Kegiatannya adalah dengan budidaya pertanian total organik, operasi pasar atau pasar murah, bantuan transportasi penyediaan bahan pangan, bantuan alsintan atau saprodi, pemantauan perkembangan harga rutin harian, kerja sama antar daerah dan rapat koordinasi rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: