Ini Keistimewaan Umat Nabi Muhammad SAW

Untuk umat Nabi Muhammad SAW, Allah SWT hanya meminta agar memohon ampunan kepada-Nya. Banyak beristighfar dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama dimasa yang akan datang. Sebagaimana Ia berfirman yang artinya:

“Dan siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunana Allah, niscaya akan menndapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa: 110)

 

Begitulah kasih sayang Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Kita adalah umat yang dapatkan beban syariat paling ringan dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya.

 

2. Kasih sayang yang khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW

Allah SWT menyayangi umat Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang yang khusus. Umat-umat terdahulu langsung dilenyapkan dari bumi karena kedurhakaannya kepada Allah SWT. Namun umat Nabi Muhammad SAW baik yang sudah beriman maupun belum, tidak langsung dilenyapkan karena kesalahan mereka.

 

Golongan yang medzalimi dirinya sendiri, kadang berbuat baik dan kadang juga lalai dari kewajibannya yakni golongan pertengahan. Mereka adalah orang yang mengerjakan kewajiban dan meninggalkan larangan, mereka terkadang mengerjakan amalan sunnah dan kadang juga mengerjakan amalan makruh.

Sedangkan orang yang terlebih dahulu berbuat kebaikan adalah orang yang istiqomah dalam mengerjakan awalan wajib, meninggalkan hal-hal yang haram, makruh, dan Sebagian perkara mubah yang menurunkan kehormatannya sebagai seorang muslim.

 

Allah SWT menjamin ketiga golongan ini bisa masuk surga. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Itulah Rahmat Allah SWT yang khusus diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata yang artinya: “Sesungguhnya umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang dirahmati. Golongan yang mendzalimi akan diampuni, golongan pertengahan akan masuk surga, dan golongan yang terlebih dahulu berbuat baik akan naik derajatnya di surga.” Kasih sayang Allah SWT inilah yang akan menjadi saksi bahwa Allah SWT memuliakan umat Nabi Muhammad SAW.

 

3. Menjadikan kita umat yang wasath (pertengahan)

Sumber: