Calon Jaksa Agung Reda Manthovani Keturunan Bangsawan ke 6 Kerajaan Selebar Bengkulu

Calon Jaksa Agung Reda Manthovani Keturunan Bangsawan ke 6 Kerajaan Selebar Bengkulu

Calon Jaksa Agung Reda Manthovani Keturunan Bangsawan ke 6 Kerajaan Selebar Bengkulu -Windi-

radarbengkuluonline - Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Bengkulu Tantawi Jauhari, menerangkan bahwa pemberian gelar tersebut karena Reda Manthovani merupakan keturunan bangsawan ke enam dari Kerajaan Selebar Bengkulu pada 1638 hingga 1864. 

Kemudian, keturunan keenam dari pangeran Natadiraja II Selebar pada 10 Oktober 1714 sampai 5 April 1762 serta keturunan keenam Master Edward Cools Master Badar atau mantan Gubernur Kepresidenan Indian Company EIC pada 14 Oktober 1781 sampai 28 Februari 1785 di Bengkulu.

"Oleh karena itu, sudah sepatutnya Jamintel Kejagung RI, menerima gelar kehormatan adat dengan gelar Datuk Payung Negara, ," kata Datuk Raja Penghulu atau Ketua Umum Lembaga Adat Melayu Provinsi Bengkulu Tantawi Jauhari,

Suasana di Rumah Fatmawati terasa khidmat dan penuh kebanggaan pada Sabtu siang ketika Lembaga Adat Melayu Provinsi Bengkulu menganugerahkan gelar adat kepada Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan RI, Prof. Dr. Reda Mantovani SH, LLM, beserta istrinya, Asri Reda Mantovani.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga simbol pengakuan dan apresiasi dari masyarakat adat Bengkulu kepada sosok yang dianggap berjasa.

Dalam seremoni yang berlangsung meriah, Reda Mantovani diberi gelar kehormatan Datuk Payung Negaro, sementara sang istri, Asri, digelari Putri Gading Cempaka.

Gelar ini bukan sekadar simbol, melainkan memiliki makna historis dan kultural yang dalam.

Datuk Payung Negaro dikenal sebagai nama salah satu raja yang berkuasa di Kecamatan Selebar antara tahun 1565 hingga 1864 Masehi, sementara Putri Gading Cempaka merujuk kepada putri agung Raja Sungai Serut yang hidup antara tahun 1550 hingga 1610 Masehi.

Penganugerahan gelar tersebut langsung dipimpin oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Bengkulu, H. Tantawi Jauhari SE, yang dalam pidatonya menekankan pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai budaya yang diwariskan nenek moyang.

Menerima gelar tersebut, Reda Mantovani tidak bisa menyembunyikan rasa harunya.

"Saya sangat berterima kasih atas gelar yang diberikan kepada saya dan istri pada hari ini. Ini adalah kehormatan besar bagi kami," ujarnya.

Lebih lanjut, Reda menyatakan bahwa penghargaan ini memotivasi dirinya dan keluarga untuk lebih menghormati dan melestarikan budaya adat Bengkulu.

"Kami memberikan rasa hormat setinggi-tingginya pada pemberian gelar adat ini dan berkomitmen untuk terus menjunjung nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya," tambahnya.

BACA JUGA:Memakai Celana Dalam Seharian Ternyata Tidak Baik Untuk Kesehatan, Ini 4 Dampak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: