ini Penjelasan Pertamina Tentang Perbedaan Harga Pertamax di SPBU dan Pertashop untuk Menjaga Keadilan Ekonomi

ini Penjelasan Pertamina Tentang Perbedaan Harga Pertamax di SPBU dan Pertashop untuk Menjaga Keadilan Ekonomi

Penjelasan Pertamina Tentang Perbedaan Harga Pertamax di SPBU dan Pertashop untuk Menjaga Keadilan Ekonomi-Ist-

 

 

radarbengkuluonline.id  — Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax kini mengalami perbedaan antara Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Pertashop di Bengkulu.

Di SPBU, harga Pertamax dipatok Rp14.300 per liter, sedangkan di Pertashop, harganya lebih murah, yakni Rp14.100 per liter.

Selisih Rp200 per liter ini menjadi perhatian publik, terutama bagi masyarakat pedesaan yang lebih banyak bergantung pada Pertashop.

BACA JUGA:Rivan Purwantono: Tema HUT ke-79 RI Nusantara Baru, Indonesia Maju Sebagai Titik Awal untuk Masa Depan

BACA JUGA:4 Manfaat Ibu Hamil Mengkonsumsi Sereal Untuk Sarapan, Makanan Tambahan yang Tepat Selama Kehamilan

Region Manager Retail Sales Sumbagsel Pertamina, Awan Raharjo, menjelaskan bahwa perbedaan harga tersebut merupakan kebijakan yang sengaja diterapkan untuk memberikan sedikit keadilan bagi masyarakat desa.

 "Kita ingin memberikan sedikit rasa keadilan kepada masyarakat untuk menikmati BBM jenis baik. Karena kita tahu, Pertashop ini adanya di desa-desa," jelas Awan.

Saat dikonfirmasi mengenai alasan tidak diseragamkannya harga menjadi Rp14.300 per liter di semua titik penjualan, Awan mengungkapkan bahwa perbedaan ekonomi antara masyarakat kota dan desa menjadi salah satu pertimbangan utama.

Menurutnya, kebijakan perbedaan harga Pertamax di SPBU dan pertashop di Bengkulu ini bertujuan untuk membantu masyarakat pedesaan yang mungkin lebih terbebani oleh kenaikan harga BBM.

Lebih lanjut, Awan menegaskan bahwa perbedaan harga ini berlaku secara nasional.

"Ini berlaku secara nasional," katanya singkat. Ia juga menambahkan bahwa harga ini telah mulai diberlakukan sejak beberapa waktu lalu, baik di SPBU maupun Pertashop.

Perbedaan harga ini tidak hanya memicu perhatian masyarakat, tetapi juga mencerminkan perubahan perilaku konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: