KHUTBAH IDUL FITRI: Menjaga Kemabruran Puasa Pasca Idul Fitri Membangun Manusia Berkarakter

KHUTBAH IDUL FITRI: Menjaga Kemabruran Puasa Pasca Idul Fitri Membangun Manusia Berkarakter

Prof. Dr. H. Zubaedi M. Ag M. Pd-Adam-radarbengkulu

Hikmah yang dapat dipetik dari Hari Raya Idul Fitri ini tentunya dapat dijadikan sebuah ‘ibrah bersama tentang pentingnya menumbuhkan kefithrian/ kesucian kita, dengan menghilangkan unsur-unsur negatif yang dapat merusak kehidupan. 

Sejauh ini, kehidupan tidak steril dari unsur-unsur atau faktor-faktor yang merusak. Jika tidak dicegah dan diatasi akan mengarah kepada krisis. 

 

Faktor-faktor tersebut bisa bersumber dari problem lingkungan, ekonomi, moral, maupun keyakinan/keimanan. Namun jika dilacak akar utamanya dari faktor moral dan keyakinan/keimanan. 

 Dalam sebuah hadis diungkapkan: 

 

وَأَمَّا الْمُهْلِكَاتِ : فَهَوًى مُتَّبِعٌ ، وَشُحٌّ مُطَاعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ ، وَهِيَ أَشَدُّهُنَّ " 

 

Artinya : 

Tiga perkara yang dapat menyebabkan rusak itu adalah bakhil (kikir) yang berlebihan, memperturutkan hawa nafsu, dan membanggakan diri sendiri." 

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah 

Secara khusus, ada efek buruk yang ditimbulkan dari tiga sifat perusak. Dengan sifat kikir, seorang individu akan punya keinginan tidak baik pada orang lain. Yaitu iri, dengki, pelit, dan egoisme yang pada puncaknya akan mengakibatkan seseorang hilang rasa tenggang rasanya dan tegaan.

Sifat bakhil atau kikir adalah perangai yang sangat tercela. Yaitu, enggan memberikan pertolongan pada orang lain, meskipun ia dapat melakukan hal itu. Ia tidak terdorong sedikitpun untuk membantu orang lain, padahal orang itu menderita dan memerlukan bantuannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: