KHUTBAH IDUL FITRI: Menjaga Kemabruran Puasa Pasca Idul Fitri Membangun Manusia Berkarakter

KHUTBAH IDUL FITRI: Menjaga Kemabruran Puasa Pasca Idul Fitri Membangun Manusia Berkarakter

Prof. Dr. H. Zubaedi M. Ag M. Pd-Adam-radarbengkulu

Adapun, mengikuti hawa nafsu akan berdampak lemahnya agama dan tipisnya keyakinan seorang individu. Bahkan bisa mengakibatkan hilangnya kepekaan sosial. Akhirnya acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar, asalnya kehidupan pribadinya bahagia. 

Manusia yang hanya memperturutkan hawa nafsunya justru akan mempergunakan akal yang dimilikinya untuk berbuat kerusakan dan kehancuran di muka bumi. Kerusakan yang ditimbulkannya itu jauh lebih berat dan berbahaya dari kerusakan yang ditimbulkan makhluk lain.  

 

Kehancuran yang terjadi di bumi dari masa ke masa karena ulah tangan-tangan manusia. Kerusakan di darat, laut dan pencemaran di udara tidak dapat dielakkan lagi apabila manusia tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Di dalam surat Ar Rum ayat 41, Allah berfirman:

 

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون

 

“Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.”

Ayat di atas berbicara tentang kerusakan alam, yang sejatinya dapat dianalogikan dengan kerusakan sosial. Sahabat Abu bakar as Shiddiq menganalogikan kerusakan alam dengan kerusakan sosial. Beliau menafsirkan Surat Ar Rum ayat 41:

 

البر هو اللسان والبحر هو القلب. فاءذا فسد اللسان بكت عليه النفوس, واذا فسد القلب بكت عليه الملائكة

 

“Daratan yang dimaksud adalah lisan dan laut yang dimaksud adalah hati. Jika lisan manusia rusak, maka menangislah manusia yang lainnya, dan jika hati yang rusak maka malaikat akan menangis.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: