KEPAHIANG, RADARBENGKULUONLINE.COM - Pemerintah Kabupaten Kepahiang terus berupaya keras menurunkan angka stunting menjadi zero atau nol kasus stunting. Yaitu, dengan melakukan pertemuan pembinaan kader tangguh dalam penurunan stunting, Selasa (10/10/2022) pagi, bertempat di Aula Hotel Umroh, Kabupaten Kepahiang. Wabup Kepahiang, H. Zurdinata, S.Ip sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Angka Stuting, menjelaskan, jika saat ini angka prevalensi stunting diangka 22,9 persen. Angka itu hampir mengejar angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 %. "Ya, dalam kegiatan pertemuan dengan pembinaan kader tangguh dalam penurunan stunting. Ini upaya kita bersama dalam membantu desa memfasilitasi pelaksanaan integrasi intervensi penurunan stunting di tingkat desa. Kader tersebut berasal dari masyarakat desa itu sendiri. Seperti Kader Posyandu, guru PAUD dan kader-kader lain yang terdapat di masing-masing desa," ujarnya. Lanjutnya, pemerintah Kabupaten Kepahiang memasang target pada 2030 mendatang, Kabupaten Kepahiang terbebas dari kasus stunting. Apalagi program pengentasan angka stunting, merupakan program Pemerintah pusat. Namun demikian, pada tahun depan dipastikan tidak akan ada anggaran dari Pemerintah pusat terkait dengan penanganan kasus stunting di Kabupaten Kepahiang. BACA JUGA:Sempat Ricuh, Pertandingan Sepak Bola Berakhir Damai Hal ini tentu sangat disayangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepahiang. Menurut Zurdi Nata, Wakil Bupati Kepahiang, seharusnya Pemerintah pusat harus memberikan dukungan anggaran agar proses pengentasan stunting dapat dipercepat.
Suasana pertemuan pembinaan kader tangguh dalam penurunan stunting di Kepahiang-Ruvi- "Jika dimungkinkan kita upayakan anggaran untuk tahun denpan melalui APBD atau DAU, untuk tingkat desa dananya bisa diambil 5 persen dari ADD sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk penanganan stunting tingkat desa," jelasnnya. Wabup berharap para kader tangguh ini dapat mengikuti kegiatan sampai dengan selesai dan dapat menyerap seluruh materi yang diberikan oleh narasumber sebagai bekal mensosialisasikan kepada masyarakat. “Saya harap para kader dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. Harap ini disosialisasi kepada masyarakat di daerah saudara. Kita semua berharap angka stunting di kabupaten Kepahiang dapat menurun. Ini untuk menciptakan generasi Kabupaten Kepahiang yang lebih baik dimasa yang akan datang,” harap Wabup. BACA JUGA: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Launching Gerakan Tanam Cabai di Pekarangan 8 Aksi Penanganan Stunting Nasional 1. Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi. 2. Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi. 3. Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota. 4. Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi. 5. Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa. 6. Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota. 7. Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota. 8. Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir. Data Sebaran Stunting di Kepahiang Kecamatan Kepahiang 1. Desa Karang Tengah 91 Kasus 2. Desa Karang Endah 53 Kasus Kecamatan Tebat Karai 1. Desa Tertik 102 Kasus 2. Desa Tebing Penyamun 103 kasus 3. Desa Nanti Agung 136 Kasus 4. Desa Penanjung Panjang Atas 125 kasus 5. Desa Tapak Gedung 102 Kasus 6. Desa Sinar Gunung 53 kasus 7. Desa Peraduan Binjai 159 kasus Kecamatan Merigi 1. Desa Batu Ampar 62 Kasus 2. Desa Simpang Kota Bingin 159 Kasus Kecamatan Seberang Musi 1. Desa Benuang Galing 82 kasus Kecamatan Bermani Ilir 1. Desa Taba Baru 58 kasus 2. Desa Limbur Baru 107 kasus Kecamatan Muara Kemumu 1. Desa Talang Tige 107 kasus