Untuk meneladani pengurbanan Nabi Ibrahim ini maka Allah memerintahkan kepada kita berkurban dengan menyembelih binatang ternak pada hari ini dan hari tasyrik sebagaimana firman Allah فصل لربك وانحر (dirikanlah shalat kemudian berkurbanlah).
Melalui mimbar Idul Adha kali ini khatib mengajak kita semua memaknai ibadah kurban secara lebih luas, dan berusaha mencari makna tersirat dibalik nya. Diantara makna tersirat dari ibadah kurban adalah:
1. PERLUNYA MEMBUANG ATAU “MENGURBANKAN” SIFAT-SIFAT KEHEWANAN .
Ibadah kurban mengajarkan kita agar menyembelih, mengurbankan atau membuang sifat kebinatangan.
Menurut imam Al-Ghazali dalam hati manusia ada empat sifat. Yakni:
1. Sifat Rububuiyah ( sifat ketuhanan), sifat ini terbagi dua: a. Sifat Jamal (indah) yakni pengasih, penyayang, pemberi pemaaf pengampun, dll. b. Sifat Jalal(tinggi) yakni takabbur, suka dipuji, berkuasa mutlak, dll. Yang boleh ditiru adalah sifat jamal, sedangkan sifat Jalal haram hukumnya untuk ditiru.
2. Sifat Syaithaniah ( sifat-sifat setan dan iblis) seperti iri hati hasud dengki , dendam, tipu daya muslihat, munafik, banyak hela dan membantah, berbuat kerusakan, menghalangi orang berbuat baik, menebar fitnah, dan lain-lain.
3. Sifat Subuiyah ( sifat kebuasan atau keganasan). Seperti marah, sadis, tidak mengenal prikemanusiaan, dan lain-lain.
4. Sifat Bahimiyah (kehewanan), ada tiga sifat yang menonjol pada hewanan:
a. Tama’ (rakus), Penyakit tamak dan rakus jika terdapat pada manusia maka akan mengantarkan sesorang menjadi haus dunia, gila jabatan, mencuri, korupsi, kolusi, dan Nepotisme ( KKN).