Cerpen: NANDAK

Jumat 29-09-2023,07:02 WIB
Reporter : Fahmi
Editor : Yar Azza

 

“Nandak, kenapa kamu disini malam-malam? Pulang kamu.. cepattt pulangggg!!!” bentak Sumardi pada Nandak sambal menarik tanganya.

Sesampainya di rumah, Nandak cepat-cepat masuk kekamarnya. Takut-takut sang ayah akan kembali memukulinya. Di kamarnya ia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir hal apa yang harus ia lakukan untuk mendekati sang ayah.

 

Saat sibuk berpikir, tiba-tiba Sumardi masuk kekamar Nandak. Sumardi lalu duduk di pinggir kasur Nandak. Sedangkan Nandak yang ketakutan setengah mati memilih untuk berpura-pura tidur.

“Syukurlah kamu tidak pergi terlalu jauh nak. Mau kemana kamu di malam hari ini, maafkan ayah,” ujar Sumardi lirih sambil mengelus kepala Nandak dengan lembut sampai Nandak benar-benar tertidur.

 

Keesokannya pagi-pagi buta, Nandak sudah berada di dapur untuk memasak beberapa makanan yang ada di sana. Lalu membungkusnya dengan daun pisang dan memasukannya kedalam keranjang.

Saat Sumardi bersiap-siap untuk berangkat kesawah, Nandak menghampirinya dengan wajah tertunduk. Menyembunyikan ketakutannya dalam-dalam dan menyerahkan keranjang berisi lauk dan nasi yang sudah ia masak.

 

“Rasanya tak akan sama dengan masakan ibu, tapi aku sudah berusaha,” ujar Nandak. Lalu pergi berlari Kembali ke kamar.

Sumardi yang keheranan dengan Nandak, tiba-tiba tersenyum lebar melihat Nandak menyiapkan bekal untuknya pertama kali.

 

Nandak yang bersembunyi di balik pintu kegirangan melihat senyum sang ayah. Ia merasa berhasil. Apa yang dikatakan Peri Berin memang benar. Ayahnya tak benar-benar membencinya.

Saat Sumardi pulang dari sawah, Nandak menyambutnya dengan beberapa makanan sederhana dan kopi hangat yang sudah ia siapkan.

 

Kategori :

Terkait

Jumat 29-09-2023,07:02 WIB

Cerpen: NANDAK