Cerpen: Penculik Anak Kecil

Senin 09-10-2023,08:07 WIB
Reporter : Fahmi
Editor : Yar Azza

“Ya udah kalau nggak ada mah. Kita ambil Buah Sali aja. Mayanlah, dari pada nggak dapat apa-apa.”

Ini adalah hari sial. Padahal ada banyak buah durian yang masih di atas pohonnya, namun tak ada satupun yang jatuh saat mereka tiba di sana.

 

satu-satunya jika ingin makan durian hari itu, ialah memanjat pohon durian yang tingginya mencapai 40 metar.

Namun itu mustahil. Terlalu berbahaya. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil buah sali yang terletak di tengah-tengah kebun. Pohon dengan tinggi 18 meter dengan dedauan yang berbentuk lonjong, buahnya terlihat merata di setiap dahannya.

 

Namun sayangnya, dari banyaknya buah, hanya beberapa buah yang sudah terlihat berwarna ungu. Sisanya masih terlihat kehijauan.

“Lu bertiga naik dah! Aku tunggu di bawah ngumpulin buahnya,” perintah Tama yang langsung di iyakan oleh ketiga temannya.

 

Jarak umur mereka berempat hanya berkelang masing-masing satu tahun. Yang tertua adalah Tama, yang memiliki badan yang paling besar dan paling tinggi.

Lalu yang kedua adalah Fikri. Yang ketiga adalah Zaki. Dan Kevin adalah yang paling muda dan yang memiliki tubuh yang paling pendek dan kurus. Karena kesenjangan umur dan ukuran tubuh itulah yang membuat mereka bertiga takut pada Tama. Ketika Tama memerintah, mereka hanya bisa mengiyakan sambil menggerutu di dalam hati.

 

Kevin, Zaki, Fikri naik keatas pohon, menjatuhkan satu persatu buah sali yang berwarna keunguan. Sedangkan Tama di bawah sana sibuk mengumpulkan buah yang berjatuhan sambil terus memakan buah dengan rasa asam manis dengan sedikit rasa sepet.

“Ehh siapa tu? Penculik, ada penculik anak kecilll. Lariii, ada penculik,” teriak Tama.

 

Kevin, Zaki, dan Fikri yang masih di atas pohon dengan cepat melompat dari atas pohon dan langsung lari terbirit-birit. Mereka terlalu takut jika bola matanya harus dikeluarkan oleh para penculik anak kecil itu.

Kategori :