“Emak aku sih nggak percaya sama penculik- penculik. Katanya siapa mau culik aku, udah jelek, bodoh juga. Mau ambil otaknya juga nggak guna. Sama aja kayak otak monyet katanya.”
Fikri menatap Ibunya dengan muka malas.
“Parah.” Zaki tak habis pikir.
“Udah ayok berangkat. Keburu habis dimakan monyet tu duriannya,” Kevin tak sabaran.
“Mau kemana?”
“Mau ngambil durian, ayok buru,” Zaki berjalan lebih dulu.
Kebun milik keluarga Kevin tak terlalu jauh dari lingkungan rumah mereka. Hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit. Kebun yang ditumbuhi pohon-pohon Besar sudah terlihat. Kebun itu di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan. Mulai dari durian, buah Sali, duku, cabe, terong dan rumput-rumput liar tentunya.
Setelah sampai mereka mengelilingi kebun, mencari-cari durian di balik-balik rumput atau semak-semak, yang mungkin terjatuh karena hembusan angin atau karena buahnya yang sudah matang.
“Nemu nggak Bang?” tanya Kevin pada Tama.
“Ada. Kulitnya doang tapi. Udah pada dimakanin sama babi kayaknya.”
“Yahh percuma dong udah kabur-kabur dari rumah, duriannya satupun nggak dapet.”
Zaki menghembuskan napas kasar.