Saat ini, bangunan lain masih berdiri saat pertama kali dibangun. Di depan gereja tua terdapat bangunan yang dulunya merupakan menara lonceng. Lonceng ini sangat besar dan keras. Saat bel berbunyi, suara bergetar dan bumi bergetar.
Tentu saja besarnya gempa membuat ratusan umat Kristiani yang beribadah di gereja tersebut khawatir. Mereka takut anak panah itu akan merusak seluruh rumah. Kemudian disepakati bahwa, dengan menggunakan dana yang tersedia, umat Kristiani setempat akan bekerja sama untuk memindahkan lonceng tersebut dan membangun rumah untuk lonceng tersebut.
Meski dibangun di rumahnya sendiri, belnya tetap berfrekuensi tinggi, getarannya sangat berkurang namun tetap terdengar. Terkait koreksi kemiringan bangunan sebelumnya, Djoko Setidjowarno, Guru Besar Teknik Universitas Katolik Soegijapranata, mengatakan arahan teknis mengatur penggunaan material kayu terkait ketersediaan material untuk menyelesaikan bangunan.