“ Ini adalah bulan yang sering dilalaikan oleh manusia, yaitu antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan tersebut amal manusia akan diangkat (dilaporkan) kepada (Allah) Tuhan semesta Alam, dan saya suka Ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa. “ (HR. Ahmad dan al-Nasa’i)
Untuk itu dalam kesempatan singkat ini khotib akan menyampaikan empat hal terkait persiapan dalam menyambut bulan suci Ramadhan:
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah
Pertama, memperbanyak amal ibadah. Tujuannya adalah supaya dibulan Ramadhan kita menjadi terbiasa untuk melakukan amalan – amalan tersebut.
Dalam hal ini kita perlu mendefinisikan ulang makna ibadah jangan hanya sebatas, shalat, membaca, al-Qur’an, Puasa, dzikir di masjid saja. Tapi kita berusaha menjadikan seluruh aktivitas kita harus bernilai ibadah. Artinya aktivitas mulai bangun tidur dipagi hari sampai dengan tidur Kembali di malam hari semaksimal dan sebanyak mungkin harus bernilai ibadah.
Caranya adalah jangan lupa diawal pekerjaan atau aktivitas kita apapun yang baik dan positif selalu diniatkan hanya mengharap ridha Allah saja.
“ Setiap amal itu tergantung dengan niatnya…” (HR . Muttafaqun Alaih)
Dengan kita membiasakan seluruh aktivitas kita bernilai ibadah mulai sekarang, maka diharapkan dibulan Ramadhan nanti kita menjadi terbiasa mengondisikan hati kita berniat dalam beraktivitas hanya karena Allah.
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah
Kedua, bagi yang masih mempunyai tanggungan (utang) puasa tahun lalu, maka masih ada waktu beberapa hari untuk melunasi tanggungan puasanya (mengqadha’ puasa).
Terutama perlu kita ingat saudara kita yang waktu puasa tahun lalu pernah sakit dan tidak puasa. Terkhusus perlu kita ingatkan sebagian besar kaum hawa seperti istri-istri kita, anak perempuan kita, dan saudara perempuan kita yang kemungkinan besar mempunyai utang puasa karena datangnya haidh dibulan Ramadhan tahun lalu untuk segera membayar utang puasanya.
Karena Sayyidatina ‘Aisyah isteri nabi juga membayar utangnya dibulan Sya’ban. Karena, selain bulan Sya’ban beliau sibuk melayani berbagai kebutuhan Rasulullah. Sedangkan dibulan Sya’ban Rasulullah lebih banyak puasa Sunnah.