Seperti diketahui Nabi Ibrahim berpuluh tahun berdoa agar diberikan anak yang akan melanjutkan dakwah dan risalah Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sehingga nabi Ibrahim selalu melantunkan kata-kata dalam doa :
''Ya Allah berikan aku anak yang soleh.''
Menurut Ibn Katsir doa ini dilantunkan Ibrahim kepada Allah SWT agar dia diberikan anak yang saleh, taat dan patuh serta teman yang akan menghibur dan menemani dirinya setelah terpisah jauh dari keluarga.
Bagi Ibrahim, anak itu bukan sekadar orang yang akan melanjutkan keturunan. Bukan orang yang akan mewarisi harta, namun yang terpenting anak harus mampu mewarisi iman dan agama.
Prinsip inilah yang semestinya kita jadikan contoh dalam mendidik anak. Orang tua harus menyadari bahwa anak itu bukan sekadar orang yang akan mewarisi kebun sawit, kebun getah, perdagangan atau deposito di bank. Namun yang paling penting adalah anak itu mampu mewarisi agama dan iman yang kita miliki.
Kita boleh bangga memiliki anak-anak yang kaya, berilmu atau sarjana. Namun sesungguhnya yang harus kita pikirkan lebih lanjut adalah apakah anak-anak kita faham akan agama ? Apakah sesudah kematian kita nanti anak-anak itu masih rukuk dan sujud kepada Allah ? Ini yang harus direnungkan dari lubuk hati yang terdalam. Kalau orang tua kita dahulu masih mampu menitipkan ruh iman di dalam jiwa kita, apakah kita masih mampu mewariskannya kepada anak dan cucu.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Hadirin dan hadirat para undangan Allah yang terhormat …
Setelah lama menunggu dengan penuh kesabaran, doa Ibrahim AS dikabulkan oleh Allah sebagaimana dikatakan di dalam firmanNya yang artinya :
''Lalu kami berikan kepada Ibrahim kabar gembira dengan akan lahirnya seorang anak yang baik.''
Anak itu lahir dan diberi nama Ismail, seorang anak yang sehat dan cerdas. Kehadiran Ismail bagaikan hujan turun setelah kemarau berkepanjangan. Ismail menjadi penghibur duka, pelipur lara, sitawar sidingin bagi orang tuanya. Penghibur hati pengobat jiwa. Namun Allah SWT memerintahkan agar anak yang baru lahir itu diantar ke suatu lembah sunyi yang tak berpenghuni di tengah padang pasir yang sepi cikal bakal kota Mekah saat ini.