Akhirnya seringkali jabatan bukan lagi pengorbanan, akan tetapi alat untuk mencari korban. Demi jabatan orang rela menghalalkan segala cara. Saling sikut kawan seiring, menggunting dalam lipatan. Teman di atas ditarik, kawan di bawah dipijak.
Jika ini terjadi, rakyatlah yang akan menjadi korban sebab orang yang menjadikan jabatan sebagai kesempatan dan alat kekuasaan akan membela para kroninya, meskipun salah dan menegakkan hukum dengan tegas kepada orang yang bukan dalam kelompoknya.
Ini yang sering disebut dengan penegakkan hukum yang tebang pilih. Mereka lupa kalau perbuatan ini akan menghancurkan bangsa dan negara sebagaimana sabda Rasul SAW yang atinya:
''Sesungguhnya kehancuran umat terdahulu terjadi ketika pelaku kesalahan kelompok elit mereka tutupi. Namun jika yang melakukan kesalahan masyarakat biasa, maka mereka tegakkan hukum. Demi Allah, jika anakku Fatimah mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.'' (HR.Bukhari, Muslim)
Kepemimpinan dalam Islam adalah perjuangan dan pengorbanan demi kesejahteraan dan kebahagiaan umat dan bangsa. Hal ini yang telah dicontohkan Ibrahim sebagai pemimpin yang harus dijadikan pedoman untuk kehidupan kita hari ini.
Lalu bagaimana pula sikap Ismail yang akan disembelih ayahnya ? Apakah remaja ini lari, takut dan melawan kepada orang tuanya ? Maka pada saat Ibrahim berkata : Ismail paham kalau penyembelihan bermakna kematian. Maka dia akan meninggalkan masa mudanya, meninggalkan ibu yang selama ini membesarkannya.
Namun dengan tenang anak remaja itu menjawab, ''Wahai ayahku, jangan ragu. Lakukan apa yang diperintahkan Allah kepadamu. In shaa Allah aku termasuk orang yang sabar.''
Dengan keyaqinan tauhid yang tinggi Nabi Ismail mampu melaksanakan perintah yang sangat berat ini. Sungguh Ismail muda menjadi inspirasi generasi muda Islam hari ini. Betapa besar peranan generasi muda dalam meneruskan, merampungkan serta mempertahankan warisan para pendahulu, para pejuang kita yang telah tiada.
Hari raya kurban ialah acuan semangat bagi generasi muda untuk siap menjadi insan yang teguh, tegar, berani berkurban dan pantang mundur dalam menghadapi tantangan, rintangan dan halangan dalam kehidupan sehari-hari demi kebenaran, dan keberhasilan cita-cita.
Pribadi-pribadi remaja semacam itulah yang sangat dinantikan oleh agama kita, yakni Islam dan juga diharapkan kehadirannya oleh bangsa dan negara bagi kelangsungan pembangunan nasional menuju masyarakat yang adil, makmur, bahagia, sejahtera lahir dan batin.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd