Di Provinsi Bengkulu BBM Subsidi Sulit Dicari, Harga Pertamax Melambung Tinggi, Antrean di SPBU Mengular

Minggu 11-08-2024,08:57 WIB
Reporter : Windi
Editor : Syariah muhammadin

Banyak warga yang harus mengantre panjang di SPBU atau bahkan terpaksa beralih ke BBM non-subsidi yang harganya lebih mahal.

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menegaskan bahwa meskipun harga BBM non-subsidi mengalami kenaikan, Pertamina tetap berusaha menjaga stabilitas ekonomi.

"Kami sangat mempertimbangkan daya beli masyarakat dalam penetapan harga. Meskipun tren ICP naik sejak akhir trimester pertama, kami baru menyesuaikan harga ini setelah lebih dari lima bulan. Harga yang ditetapkan juga tetap paling terjangkau di pasar untuk produk-produk dengan kualitas setara," kata Heppy.

Heppy juga menyatakan bahwa penyesuaian harga dilakukan secara bertahap untuk mengurangi dampak pada masyarakat.

"Seperti badan usaha lainnya, Pertamina juga melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi secara bertahap. Produk-produk BBM non-subsidi seperti Pertamax Turbo dan Dex Series sudah disesuaikan pada awal Agustus," tambahnya.

Penetapan harga ini, menurut Heppy, sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku, yakni Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang mengatur formulasi harga untuk BBM non-subsidi.

"Kami pastikan harga ini tetap paling kompetitif untuk produk dengan kualitas yang setara, sesuai dengan ketentuan yang ada," ujarnya.

Kenaikan harga Pertamax di Bengkulu menambah beban bagi masyarakat yang sudah kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk tetap menjaga harga yang kompetitif dan memastikan pasokan BBM tetap tersedia.

Masyarakat berharap agar kelangkaan BBM bersubsidi bisa segera diatasi dan harga BBM non-subsidi tidak terus merangkak naik, agar tidak semakin memberatkan ekonomi mereka. 

Kategori :