Ia pun berharap dengan pemahaman yang sama, penyusunan anggaran pada tahun 2025 di seluruh OPD di Provinsi Bengkulu bisa lebih responsif terhadap kesetaraan gender.
Sementara itu, Kepala DP3APPKB Provinsi Bengkulu, Drs. Eri Yulian Hidayat, M.Pd, menjelaskan bahwa pentingnya kegiatan Bimtek ini terletak pada upaya menyamakan persepsi dan pemahaman di kalangan OPD mengenai pentingnya ARG dalam pembangunan.
“Pada dasarnya, setiap OPD sebenarnya sudah memiliki komponen anggaran yang responsif gender, seperti misalnya pembangunan fasilitas umum yang memisahkan fasilitas bagi laki-laki dan perempuan, seperti WC terpisah. Namun, kadang-kadang pemahaman untuk mengidentifikasi kebutuhan responsif gender dalam kegiatan lain masih perlu diperjelas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eri menjelaskan bahwa tujuan dari ARG ini bukan untuk menyeragamkan seluruh kebijakan, melainkan untuk menciptakan keadilan dalam akses bagi semua pihak.
“Ketimpangan gender seringkali terjadi karena perbedaan pemahaman dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan gender dalam anggaran. Misalnya, pakaian olahraga untuk perempuan biasanya memiliki desain berbeda yang perlu diperhatikan dalam anggaran pengadaan seragam. Jadi, melalui Bimtek ini, kami ingin memastikan seluruh OPD mampu menerapkan ARG dengan tepat, sehingga tidak ada yang tertinggal,” jelas Eri.
Bimtek ini juga diisi dengan pemaparan dari Dr. Jon Hendri Nurdan, M.Kes, yang menyampaikan materi bertajuk “Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender.”
Dalam pemaparannya, Dr. Jon Hendri menjelaskan bahwa ARG adalah pendekatan perencanaan dan penganggaran yang mempertimbangkan perbedaan pengalaman, aspirasi, dan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan.
Hal ini juga mencakup kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.