Kita terus menuntut Allah SWT, tanpa kita sadari tuntutan Allah SWT kepada kita selaku hamba belum dikerjakan sepenuhnya, kita lupa mengoreksi diri, terlebih sadar diri, bahwa kita ini hamba yang modelnya seperti apa ? Sudahkah betul-betul menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangannya, atau hanya sekadar hidup dan mempercayai Allah SWT ada.
Lancang sekali kita ini menuntut Allah SWT ini itu, kalau ada maunya rajin shalat, puasa. Tetapi kalau sedang senang, lupa. Hamba yang bagaimanakah kita ini ?
Maka kita perlu mengoreksi, sejatinya, kenapa kita merasa kurang terus, kita merasa Allah SWT seakan-akan memberi kepada kita di bawah apa yang kita butuhkan, atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Maasyiral Muslimin Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah
Ada beberapa sebab yang sudah Allah sampaikan di dalam Al-Quran.
Pertama, kita tidak bersyukur, kufur terhadap nikmat Allah SWT. Jelas di dalam Al-Quran Allah SWT sampaikan kepada kita dalam surat Ibrahim ayat 7:
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Dalam ayat ini, Allah SWT mempertemukan dua hal berlawanan. Yaitu basyiran (kabar baik) di mana siapa yang syukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah SWT. Sementara sebaliknya, Allah juga mencantumkan nadziran (peringatan) bahwa adzabnya juga pedih.
Artinya, siapa yang tidak bersyukur alias kufur nikmat, Allah SWT kasih adzab, baik di dunia dengan dikurangi nikmatnya, diberikan banyak ujian cobaan berupa kemiskinan, kefakiran, atau diazab di akhirat.
Kedua, kemungkinan kenapa kita terus merasa kurang, dan susah mendapatkan rejeki, dan lain sebagainya, bisa jadi karena kita lalai dari dzikrullah (mengingat Allah).