Gubernur Bengkulu Pulangkan Jenazah Adellia Meysa dari Jepang dan Bentuk Tim Investigasi

Selasa 11-11-2025,21:26 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Herdi

“Kita harus pastikan mimpi anak-anak muda Bengkulu untuk mencari rezeki di luar negeri tidak berubah menjadi mimpi buruk,” katanya menutup.

 

Kepala Disnakertrans Provinsi Bengkulu, Dr. H. Syarifudin, M.Si, menjelaskan bahwa langkah pertama pemerintah daerah adalah memastikan pemulangan berjalan lancar.

 

“Saat ini fokus utama adalah pemulangan dan penguburan almarhum. Setelah itu, kita akan masuk pada tahap penelusuran lebih dalam,” kata Syarifudin.

Ia menambahkan, tim dari Disnakertrans dan kepolisian sudah mulai mengumpulkan data mengenai jalur keberangkatan Adellia, termasuk pihak-pihak yang diduga terlibat dalam proses pengiriman.

 

“Penyelidikan berjalan bersamaan dengan proses pemulangan. Kami ingin semua tuntas,” tegasnya.

Adellia Meysa dikenal sebagai gadis pendiam dan pekerja keras. Anak bungsu dari empat bersaudara ini merantau ke Jepang setahun setelah lulus SMA. Ia bercita-cita ingin membantu ekonomi keluarga dan menabung untuk membuka usaha kecil di kampung.

 

Namun, nasib berkata lain. Selama 1,5 bulan terakhir, Adellia jatuh sakit parah. Rekan-rekan sesama pekerja migran di Jepang berupaya mengumpulkan dana untuk biaya perawatan, tapi takdir menentukan lain. Ia menghembuskan napas terakhir di usia muda, jauh dari keluarga.

Tragedi Adellia Meysa membuka kembali luka lama tentang lemahnya perlindungan terhadap pekerja migran asal daerah. Banyak yang berangkat tanpa prosedur resmi karena tergiur janji pekerjaan dan gaji besar.

Kisah Adellia Meysa adalah potret pilu ribuan pekerja migran yang berjuang di negeri orang. Dari Seluma ke Jepang, dari impian ke kehilangan, kini dari duka itu lahir tekad baru: negara harus benar-benar hadir melindungi rakyatnya, di mana pun mereka berada.

Kategori :