Menjaga Warisan Keluarga, Tukang Sol Ini Lanjutkan Tradisi Tahun 2014
Tukang sol sepatu Fauzi(50)-M Zikri Syukrillah-radarbengkulu
radarbengkuluonline.id – Di tengah derasnya arus modernisasi, seorang tukang sol sepatu di kawasan Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu tetap setia menjalankan usaha kecilnya.
Bukan sekadar mencari nafkah, tapi juga menjaga warisan keluarga dan melestarikan kerajinan sol sepatu tradisional yang kini mulai langka.
BACA JUGA:Warga Jalan Padat Karya Keluhkan Kondisi Jalan Rusak yang Tak Kunjung Diperbaiki
Adalah Fauzi (50) warga Kandang Mas, yang sejak tahun 2017 mulai menekuni usaha sol sepatu. Ia bukan orang baru dalam dunia ini. Usaha yang kini ia jalankan merupakan kelanjutan dari usaha sang kakak yang lebih dulu berjualan sejak tahun 2014.
“Awalnya saya ikut-ikut kakak jualan. Terus sejak 2017 saya pegang sendiri,” ujarnya saat ditemui RADAR BENGKULU di lapak sederhananya di dekat kampus UIN FAS Bengkulu Jln Telaga Dewa, Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota bengkulu, Selasa, 1 Juli 2025.
BACA JUGA:Pemda Provinsi Bengkulu akan Gelar Lelang Jabatan
Dulu Fauzi sempat ikut temannya berkeliling mensol sepatu dari satu tempat ke tempat lain. Namun sejak beberapa tahun terakhir, ia memilih untuk menetap atau mangkal di satu titik saja.
Menurutnya, berjualan tetap di satu tempat membuatnya tidak terlalu lelah meskipun pendapatannya kurang lebih sama.
BACA JUGA: Rusa-Rusa di Rumah Dinas Gubernur Bengkulu Jadi Ikon Wisata Menarik
“Kalau dibanding keliling, ya sama saja. Bedanya, kalau mangkal itu nggak terlalu capek. Orang juga udah tahu tempat kita,” tambahnya.
Dengan peralatan sederhana, seperti benang nilon, lem, jarum, dan alat pres manual, Fauzi melayani berbagai jenis perbaikan sepatu dan sandal. Tarif yang ia pasang cukup terjangkau. Tergantung jenis dan ukuran sepatu.
BACA JUGA:PMII Tuntut Transparansi Dana Hibah di Dispora Provinsi Bengkulu
“Kalau sepatu cowok biasanya Rp 20 ribu. Untuk cewek sama sandal sekitar Rp15 ribu. Kadang bisa kurang atau lebih, tergantung kerusakan juga,” jelasnya.
Dalam sehari, Fauzi bisa menyelesaikan 10 hingga 20 pasang sepatu, terutama jika sedang ramai. Namun di hari biasa, ia tetap bersyukur meskipun hanya mendapatkan 5 hingga 10 pasang.
BACA JUGA:Pemkab Seluma dan PT Pos Indonesia Bahas Kerjasama Layanan Publik
“Kadang-kadang bisa 20 pasang kalau lagi ramai. Tapi kalau di bawah itu ya cukup lah. Yang penting disyukuri,” katanya dengan senyum.
Awalnya, pelanggan Fauzi ini mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa. Namun seiring waktu, warga sekitar juga mulai mengenal dan mempercayakan perbaikan sepatu mereka kepadanya.
BACA JUGA:Gas Elpiji 3 Kg Langka Lagi di Seluma, Harga Masih Stabil
“Dulu banyak mahasiswa yang datang. Tapi sekarang warga juga banyak yang ngesol di sini. Mungkin karena sudah tahu hasil kerja kita,” ujarnya bangga.
Lapaknya buka setiap hari mulai pukul 08.30 hingga pukul 17.00 WIB. Meski tidak mewah, tempat itu selalu terlihat rapi dan bersih, dengan deretan sepatu pelanggan yang menunggu giliran untuk diperbaiki.
BACA JUGA:Instruksi Presiden Tentang Enggano Disorot Masyarakat, Jangan Jadi Dokumen Mati
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
