Banner disway

Kuliner Pendap Bengkulu Masih Bisa Ditemukan di Tanjung Agung

Kuliner  Pendap Bengkulu Masih Bisa Ditemukan di Tanjung Agung

Kuliner Pendap Bengkulu Masih Bisa Ditemukan di Tanjung Agung-M Sholihin-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id - Di tengah gempuran kuliner modern yang semakin mendominasi pasar, makanan tradisional Bengkulu bernama pendap (yaitu makanan yang terbuat dari daun talas dan parutan kelapa muda dan aneka toping seperti ikan) masih bertahan dan dapat ditemukan di kawasan Tanjung Agung, Kota Bengkulu.

Kuliner langka ini terus dilestarikan oleh para pedagang lokal yang tidak mau melihat warisan nenek moyang hilang ditelan zaman.

BACA JUGA:Silahkan Hubungi, BPBD Kota Bengkulu Buka Layanan Call Center Penanggulangan Bencana


Hadzaif Ikhwanaddin seorang anak pedagang Pendap Pen yang telah menekuni usaha ini sejak 2013, menjadi salah satu penjaga kelestarian makanan khas Bengkulu tersebut. Pria yang memiliki toko dengan nama yang unik ini telah konsisten berjualan pendap selama lebih dari satu dekade.


"Saya sudah berjualan pendap dari tahun 2013 sampai sekarang. Pendap itu dibuat sendiri. Harga pendap yang saya jual bervariasi, untuk ukuran kecil dijual Rp 15.000 dan yang besar Rp 20.000," ungkap Pemilik Pondok Pen, Hadzaif saat ditemui di tokonya di Tanjung Agung.

BACA JUGA:Gubernur dan Walikota Gelar Rakor Revitalisasi Rumah Korban Gempa


Menariknya, konsumen pendap tidak hanya berasal dari kalangan tua yang sudah familiar dengan cita rasa tradisional ini. Hadzaif mengungkapkan bahwa pembeli pendap banyak berasal dari kalangan milenial dan remaja yang tertarik mencoba kuliner autentik Bengkulu.


"Biasanya pembeli tu dari kalangan milenial. Ada juga yang sudah mulai ni dari kalangan remaja. Mereka penasaran dengan rasa pendap yang memang berbeda dari makanan modern," jelasnya.

BACA JUGA:Mahasiswa UIN Bengkulu, Bisnis dan Pendidikan Bisa Berjalan Beriringan


Selain pendap yang menjadi menu utama, toko Hadzaif juga menerima titipan makanan tradisional lainnya. Seperti cucur dan peyek. Hal ini menunjukkan komitmen mereka dalam melestarikan berbagai jenis kuliner tradisional Bengkulu.


Usaha penjualan pendap ini ternyata memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi keluarga Hadzaif. Dari hasil penjualan pendap, keluarganya berhasil membiayai pendidikan ketiga anaknya hingga jenjang perguruan tinggi dan SMA.

BACA JUGA:Mahasiswa UIN Bengkulu, Bisnis dan Pendidikan Bisa Berjalan Beriringan


"Alhamdulillah, dari hasil jualan pendap ini, ibu saya bisa menyekolahkan dan menguliahkan ketiga anak . Bahkan kami juga bisa merenovasi rumah seperti yang terlihat sekarang," ungkap Hadzaif dengan penuh syukur.


Ketika ditanya tentang alasan mereka masih mempertahankan usaha penjualan pendap di tengah persaingan kuliner yang ketat, Hadzaif memberikan jawaban yang menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: