Walikota Letakkan Batu Pertama Pembuatan Tangki Septitank di Sumur Meleleh
Walikota Letakkan Batu Pertama Pembuatan Tangki Septitank di Sumur Meleleh-Riski/MC-Radar Bengkulu
radarbengkuluonline.id - Walikota Bengkulu Dr Dedy Wahyudi SE MM melakukan langkah nyata untuk melindungi kualitas air tanah dan kesehatan masyarakat Kota Bengkulu.
Langkah ini ditunjukkan melalui pembangunan tangki septitank skala individual perkotaan di Kelurahan Sumur Meleleh dan sekitarnya. Total ada 184 KK yang akan menerima manfaat dari program ini.
BACA JUGA:23 Orang Mantan Kadis Sampaikan Aspirasi ke DPRD Provinsi Bengkulu
Sementara untuk skala Kota Bengkulu, ada seribu lebih yang menerima manfaat. Selasa 8 Juli 2025, Walikota Dedy bersama para Staf Ahli, Kepala OPD, Camat dan Lurah langsung melakukan Ground Breaking kegiatan dana alokasi khusus fisik bidang sanitasi pembangunan pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALD-S) ini.
Dihadapan para warga Sumur Meleleh, Dedy menegaskan, pembangunan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, lingkungan yang sehat yang In shaa Allah akan melahirkan generasi-generasi yang sehat, generasi yang berkualitas.
BACA JUGA:170 Orang Sudah Dimintai Keterangan, Direktur PDAM Bengkulu Diperiksa di Polda
Karena, ini juga berkaitan dengan kesehatan, terutama menyoal stunting. Pasalnya, kawasan-kawasan di kisaran pantai ketika buang hajat mengalir ke drainase atau siring, bukan ke septitank.
Jadi, sanitasi yang buruk, termasuk pengelolaan limbah domestik yang tidak memadai, dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi pada anak-anak, yang pada gilirannya dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan stunting.
BACA JUGA: Gelar Uji Kompetensi, BPSDM Bengkulu Siap Cetak ASN Berkelas dan Berdaya Saing
Oleh karena itu, kehadiran SPALD-S ini menjadi solusi dan membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit dan meningkatkan kesehatan lingkungan.
“Ini juga upaya kita mencegah stunting. Faktor stunting mulai dari kualitas air minum, lingkungan dan faktor kesehatan lainnya. Karena kalau air itu tidak ada aliran yang bagus, kemudian kita punya sumur jaraknya 2 – 3 meter yang airnya kita minum, mungkin orang dewasa tidak apa-apa. Tetapi kita kasih ke anak-anak kita yang masih umur balita, itulah jadi stunting,” jelas Dedy.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
