Gubernur Bengkulu Turun Langsung ke Alur Pulau Baai, Ternyata Belum Siap Akses ke Enggano
Gubernur Bengkulu Turun Langsung ke Alur Pulau Baai-Windi Junius-Radar Bengkulu
radarbengkuluonline.id – Senin sore (30/6), suasana di Pelabuhan Pulau Baai tampak lebih sibuk dari biasanya. Tanpa banyak seremoni, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan tiba-tiba turun langsung ke lokasi pengerukan alur pelayaran. Sidak mendadak itu dilakukan untuk memastikan apakah janji PT Pelindo terkait pembukaan akses laut ke Pulau Enggano benar-benar terealisasi.
Helmi tidak datang sendiri. Ia didampingi sejumlah pejabat teknis dan aparat keamanan, menyusuri area pelabuhan yang sejak beberapa bulan terakhir menjadi sorotan nasional akibat pendangkalan parah yang membuat akses logistik ke Enggano nyaris lumpuh.
BACA JUGA:Dikebut PUPR, 22 Proyek Jalan di Bengkulu Ditarget Rampung Akhir 2025
“Janji Pelindo, akhir Juni ini kapal sudah bisa melintas. Tapi kenyataannya sampai hari ini belum bisa. Kedalaman alur belum mencukupi,” kata Helmi dengan nada kecewa usai meninjau langsung ke dermaga.
Dalam rapat koordinasi yang digelar beberapa hari sebelumnya bersama Staf Khusus Mendagri dan instansi vertikal, Pelindo memang menyampaikan bahwa alur pelayaran akan bisa digunakan kembali di akhir Juni. Namun berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, Gubernur menegaskan bahwa pengerukan belum tuntas dan kondisi alur masih belum sepenuhnya aman dilewati kapal.
BACA JUGA:Arus Kendaraan di Jalan Tol Bengkulu Melonjak Drastis
“Kita tawarkan tambahan kapal keruk, kalau memang dibutuhkan. Karena sekarang ada payung hukum berupa Inpres No. 12 Tahun 2025, jadi koordinasi dengan pusat seharusnya lebih mudah,” ujar Helmi.
Helmi juga menegaskan bahwa masyarakat Enggano memang tidak sedang mengalami kelaparan, namun akses transportasi laut yang macet telah membuat hasil bumi tidak bisa dijual, dan roda ekonomi warga nyaris terhenti total.
BACA JUGA:Meskipun Hari Libur, Walikota Bengkulu Pantau Kegiatan Bengkulu BISA di Kelurahan
“Transportasi adalah nyawa bagi masyarakat pulau. Tanpa kapal, tidak ada perdagangan. Tidak ada perputaran uang. Ini soal hidup dan keberlangsungan.”
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
