Ini Dia Strategi Baru TPID Provinsi Bengkulu Untuk Tekan Inflasi
Ini Dia Strategi Baru TPID Provinsi Bengkulu Untuk Tekan Inflasi -Windi Junius/Ist-Radar Bengkulu
radarbengkuluonline.id – Tekanan inflasi yang disebabkan fluktuasi harga bahan pangan strategis masih menjadi tantangan serius bagi pemerintah daerah.
Tak ingin hanya menjadi penonton, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu segera ambil langkah konkrit untuk memperkuat kapasitas sekaligus mendorong lahirnya inovasi pengendalian harga di daerah.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dorong Rumah Sakit Bergerak di Enggano Naik Status
Langkah tersebut diwujudkan melalui rencana Capacity Building dan Benchmarking ke Provinsi Jawa Tengah, yang dijadwalkan berlangsung pada 30 Juli hingga 2 Agustus 2025. Selain memperkuat koordinasi lintas sektor, kegiatan ini juga bertujuan menggali praktik terbaik dari daerah yang terbukti sukses menekan laju inflasi tanpa mengorbankan produktivitas petani dan pelaku usaha.
Rencana itu disampaikan langsung oleh perwakilan TPID Bengkulu saat audiensi bersama Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, Kamis sore (10/7).
BACA JUGA:Peringkat Empat, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Bengkulu Gelar Rembuk Merah Putih
“Langkah ini diambil agar anggota TPID kita bisa belajar langsung dari daerah yang sudah terbukti berhasil. Nantinya, mereka akan membawa pulang strategi konkrit yang bisa diterapkan di Bengkulu. Terutama terkait pengendalian harga komoditas utama seperti padi, cabai, dan bawang merah,” ujar Herwan usai pertemuan.
Herwan menambahkan, Pemprov Bengkulu mendukung penuh langkah-langkah strategis TPID. Termasuk memperluas kerja sama antardaerah dalam pengelolaan komoditas strategis, khususnya untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem maupun gejolak harga global.
BACA JUGA:Tingkatkan PAD, DPRD Provinsi Bengkulu Buka Peluang Objek Pajak Baru
“Kita ingin TPID ini bukan hanya jadi forum rapat, tapi mesin penggerak solusi di lapangan,” tambahnya.
Targetkan Transfer Ilmu dari "Champion TPID"
Adapun lokasi benchmarking dipilih bukan sembarangan. TPID Provinsi Jawa Tengah dan TPID Kabupaten Kebumen dipandang sebagai “champion TPID” karena keberhasilan mereka dalam menjaga kestabilan harga sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani melalui berbagai program terobosan.
BACA JUGA:5 Tsk Dugaan Korupsi Pejalan Dinas di Setwan DPRD Provinsi Bengkulu Ditahan
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya, menjelaskan bahwa keunggulan Jawa Tengah terletak pada pendekatan integratif mereka. Daerah tersebut berhasil memotong rantai distribusi yang panjang dengan menguatkan kelembagaan petani melalui BUMDes dan BUMP (Badan Usaha Milik Petani).
“Dengan pendekatan hulu-hilir, petani tak hanya menjadi produsen, tapi juga aktor utama dalam tata niaga pangan. Ini membuat harga lebih stabil karena distribusi lebih efisien,” terang Dhita.
BACA JUGA:23 Orang Mantan Kadis Sampaikan Aspirasi ke DPRD Provinsi Bengkulu
Tak berhenti di sana, lanjut Dhita, TPID Bengkulu juga berencana membentuk Forum Petani Champion (FPC), sebagai wadah kolaborasi lintas kabupaten/kota. Forum ini akan menyusun perencanaan tanam secara terjadwal, agar pasokan tidak menumpuk di satu waktu yang bisa memicu anjloknya harga, maupun kekosongan yang menyebabkan lonjakan harga.
“Ini akan menjadi forum strategis antarpetani yang terintegrasi dengan kebijakan pengendalian harga di tingkat provinsi,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
