Terlalu Vulgar, Dewan Minta Warem di Bukit Ditertibkan

Terlalu Vulgar, Dewan Minta Warem di Bukit Ditertibkan

Herizal Apriansyah : Itukan Rest Area, Bukan Tempat Prostitusi

RBO, BENGKULU – Anggota Fraksi Keadilan dan Pembangunan Provinsi Bengkulu, H. Herizal Apriansyah S.Sos merasa sangat keberatan dengan semakin marak serta semakin vulgarnya aktifitas Warung Remang (Warem) yang diduga menawarkan jasa prostitusi terhadap siapa saja yang melintas di Jalur Bukit atau liku sembilan yang merupakan perbatasan wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kepahiang.

“Jadi, sepanjang pengamatan saya, karena saya sering lewat saat akan pulang ke Curup dari Kota Bengkulu, sepanjang jalur bukit Liku Sembilan dan sekitarnya, disana disinyalir banyak warem yang menyediakan wanita penghibur. Apa indikasinya? Ya mereka itu tegak-tegak dipinggir jalan. Bahkan tidak sungkan sampai memanggil setiap saya yang melintas dijalan tersebut,” ungkap Herizal Apriansyah saat diwawancarai sedang berada diruangan Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (20/5).

Dijelaskan oleh politisi PKS Dapil Rejang Lebong dan Lebong ini, para wanita yang diduga PSK itu tidak malu lagi saat malam hari mereka berdiri dipinggir jalan manggil-manggil mobil. “Sebab itu, kita minta Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan Pemkab Benteng untuk menertibkan Warem-Warem tersebut. Sebab, malu kita kalau terus dibiarkan. Karena jalur itu kan jalan lintas Sumatera. Kalau dibiarkan kawasan tersebut lambat laun bisa menjadi lokasi prostitusi dan kita tidak ingin sampai terjadi seperti itu. Mereka sudah tidak malu lagi berdiri dipinggir jalan dengan pakaian seksi,” jelasnya.

Sebenarnya, lanjut Herizal, Kawasan Bukit tersebut memang ada lokasi untuk rest area, tapi bukan untuk dimanfaatkan sebagai ajang lokasi prostitusi. “Kalau warung sekadar menjual minuman dan tempat rest area gak masalah. Silakan saja. Tapi kalau dijadikan tempat mangkal wanita penghibur, ini yang kita keberatan. Kalau sampai menjual minuman keras serta tempat mangkal PSK, mungkin mereka itu gak ada izinnya, tapi kalau sekadar warung makan dan minum ada izinnya,” lanjutnya.

Saat ini kata pria yang juga sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu tersebut, kawasan bukit yang ada warem semakin marak. Semakin banyak kalau malam itu kendaraan yang parkir disana. Mungkin sudah sengaja mereka datang kesana bukan lagi karena melintas dan sekadar beristirahat. “Kalau sekarang itu saya duga sudah menjadi tempat prostitusi. Kondisi seperti ini sebenarnya sudah cukup lama. Kalau dulu mereka tidak begitu vulgar, tapi sekarang apalagi di Bulan Suci Ramadan saat ini, mereka kelihatannya semakin vulgar saja,” pungkasnya. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: