JCH Bengkulu Diharapkan Menyiapkan Bekal H-3 Sebelum Wukuf di Arafah

JCH Bengkulu Diharapkan Menyiapkan Bekal H-3 Sebelum Wukuf di Arafah

RBO  >>>   MEKKAH   >>>   Jelang Safari Wukuf di Padang Arafah, terdengar kabar Jemaan Calon Haji (JCH) tidak diberikan bekal/ makan dan minum jelang 3 hari sebelum Safari Wukuf di Padang Arafah Mekkah. Hal ini dijelaskan langsung oleh Ketua Kloter  12 Padang/ Kloter 5 Bengkulu, H. M. Nasir saat di wawancarai langsung oleh General Manager yang Pimred RADAR BENGKULU, Syah Bandar yang berada di Mekkah kemarin.

“Pemerintah telah menyiapkan full untuk konsumsi JCH, baik makanan dan minuman. Akan tetapi jelang H-3 sebelum wukuf biasanya keadaan krodit/kacau dalam suplay konsumsi tersebut kepada jemaah. Untuk itu diharapkan kepada seluruh JCH mempersiapkan konsumsinya sendiri jikala hal tersebut terjadi. Dengan harapan, semoga JCH tetap sehat, bugar dan terjaga kesehatannnya dengan terpenuhinya akan makanan dan minumnya nanti, “beber Ketua Kloter 12.

Persiapan menuju Padang Arafah, Minna dan Musdalifah

Persiapan menuju Padang Arafah, Minna dan Musdalifah sudah dipersiapkan matang oleh perangkat kloter dengan Ketua Regu (Karu) dan Ketua rombongan (Karo). Hal ini disampaikan langsung oleh Tim TPIHI, H. Matriadi, M.AP kemarin.

“Untuk Kloter 12 Padang/ Kloter 5 Bengkulu, alhamdulillah telah melakukan rapat terpadu antara perangkat kloter dengan Karu dan Karo tentang persiapan dan pembinaan Armusna (Arafah, Musdalifah dan Minna). Untuk Kloter 12 Padang berada di Maktab 10 akan dibawa ke Arafah pada tanggal 8 Zulhijjah 1440 H/ 9 Agustus 2019 M yang sebelumnya Miqat untuk haji masing- masing JCH di penginapan dengan berpakaian Ihram.  Pada tanggal 9 Zulhijahnya nanti akan melaksanakan Wukuf di Arafah, dan di tanggal 12 Zulhijjah akan ada Kutbah Wukuf. Pada tanggal 9 Zulhijjah JCH akan dibawa ke Musdalifah dan dini harinya akan dibawa ke Minna dan pada taggal 10 Zulhijjahnya akan melaksanakan Jamarat, yakni melontar Jumrah Aqabah, “beber H. Matriadi.

Sah tidaknya Haji harus Wukuf di Padang Arafah

Jarak antara Mekkah dan Padang Arafah yang dekat begitu juga dengan jarak penginapan JCH dengan Padang Arafah yang dijadikan alasan untuk tetap diam di penginapan/ tenda, hal ini dijelaskan langsung oleh TIM TPIHI Bengkulu, H. Matriadi, M.AP saat di Mekkah kemarin. Menurut penjelasannya, sah atau tidaknya haji ditentukan Wukuf di Padang Arafah tanpa ada peneduhan atau berteduh dalam suatu tenda ataupun didalam penginapan.  

Untuk itu, sambungnya, bagi JCH sewaktu Wukuf di Padang Arafah berdiam diri di dalam tenda atau penginapan maka hajinya tidak sah. Begitu juga JCH yang sakitpun pada saat 9 Zulhijjah, mereka disafari Wukufkan dengan dibawa dalam kondisi apapun ke Padag Arafah. Karena, sah atau tidaknya haji harus berada di Padang Arafah tanpa peneduhan atau didalam suatu ruangan, walau jaraknya dekat dengan Padang Arafah.

“Al Haj itu adalah Arofah. Jadi, apapun keadaan JCH harus berada di Padang Arafah pada saat Wukuf. Jika sakit, maka akan dibawa dengan apapun kondisinya ke Padang Arafah, sehingga ibadah hajinya menjadi sah, “jelas H. Matriadi.(Ae-4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: