Bermasalah, Sistim Sisrute di Seluma Dibahas Bersama

Bermasalah, Sistim Sisrute di Seluma Dibahas Bersama

Bayi Meninggal, Dokter Pingsan

RBO  >>>   SELUMA  >>>   Suasana di ruang IGD RSUD Tais sempat heboh pada Selasa (26/11) sekitar pukul 20.15 WIB. Ini setelah keluarga pasien mengamuk lantaran proses persalinan bayi dari kandungan ibu muda bernama Mili Hayati (27), warga Kelurahan Napal, Kecamatan Seluma berakhir dengan meninggalnya sang bayi.

Amukan keluarga korban di ruang IGD dengan gebrakan meja keluarga pasien membuat dokter jaga pingsan dan membuat petugas security kalang kabut, sehingga ruang IGD terpaksa ditutup sementara.

Pihak manajemen RSUD Tais, mengklaim jika pelayanan terhadap pasien telah dilakukan sesuai prosedur. Pihaknya mengakui, polemik yang terjadi merupakan dampak kebijakan sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (Sisrute) yang belum layak diterapkan di Kabupaten Seluma.

"Kronologisnya begini. Awalnya sang ibu hendak melahirkan di rumah bidan di Kelurahan Napal, Kecamatan Seluma. Namun karena kondisinya bayi sungsang dan kesehatan yang lemah, akhirnya dibawa ke IGD RSUD Tais. Hanya saja saat penanganan di RSUD, dokter jaga menyarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit yang akan dituju. Dan dalam proses rujukan itu, kami masih menggunakan sistem Sisrut, sehingga membutuhkan konfirmasi dan waktu ke rumah sakit yang akan dituju. Pihak Rumah Sakit juga sudah memberikan penjelasan kepada keluarga yang berada di dalam. Namun mungkin karena informasi yang simpang siur dan bertambah, sehingga sejumlah keluarga yang lainnya emosi dan marah-marah, sehingga terjadi kericuhan," kata Direktur RSUD Tais, dr. Wiwin Herwini dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (27/11).

Pihaknya membantah, tudingan ketelantaran pasien lantaran buruknya kinerja manajeman RSUD Tais dan lantaran pasien merupakan kepesertaan BPJS. "Sudah dilakukan penanganan secara optimal. Bahkan menurut keterangan petugas, kaki bayi sudah keluar saat dibawa dari rumah bidan. Dan diduga, bayi meninggal saat perjalanan dari rumah bidan ke RSUD lantaran sesampainya di ruang IGD, kaki bayi sudah pucat," kata dia .

dr. Wiwin mengakui, suasana gaduh menyebabkan sang dokter sock dan pingsan. Kondisi itu makin viral setelah adanya oknum tertentu yang emosi dan memosting rekaman di medsos dan menyalahkan manajemen RSUD Tais. "Dokter jaga sudah menyarankan untuk dirujuk. Tudingan perawat IGD kosong dan mobil ambulance tidak ada sopir itu tidak benar. Sebab, setelah dokter menyarankan rujukan, pihak keluarga emosi dan mengatakan akan menggunakan pelayanan jalur umum dan meminta untuk gunakan ambulance. Pada prinsipnya, untuk menggunakan mobil ambulance, kami harus menggunakan prosedur. Setelah adanya konfirmasi rujukan dari RS yang dituju, kemudian ada petugas perawat yang mendampingi, sehingga mobil ambulance tidak bisa dipakai membawa pasien begitu saja," kata Wiwin.

Pihaknya mengakui, penerapan Sisrute selama ini kerap menimbulkan polemik di masyarakat. Hal ini lantaran, lambannya tindakan yang dilakukan, sehingga pasien terpaksa menunggu waktu lama. "Terkadang ada gangguan internet pada sistem Sisrut. Kemudian lambannya proses dari kedua belah pihak rumah sakit karena berbagai faktor. Sehingga hal inilah yang kadang membuat keluarga pasien emosi," kata dia.

Menyikapi persoalan ini, pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Sekda Seluma untuk menceritakan kronologis yang terjadi. "Mumpung lagi hangat-hangatnya kami dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi terkait kebijakan sistem Sisrute ini. Termasuk membicarakan ini dengan komisi II DPRD Seluma. Memang sistem Sisrute ini masih menjadi hambatan. Terlebih soal kasus-kasus kebidanan," " kata dr Wiwin.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Seluma, Yulian Iswandi S.Sos menyesalkan adanya peristiwa yang terjadi. Menurutnya, akibat pemberlakuan sistem rujukan Sisrute membuat banyak pasien terlantarkan. "Ini akan menjadi persoalan dan kami akan ajak Dinas Kesehatan, RSUD Tais untuk duduk bersama dan berkoordinasi ke Kemenkes agar sistem Sisrute ini dievaluasi atau dicarikan solusi terbaiknya," kata Yulian Iswandi.(0ne)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: