9 Karakter Pemimpin ‘Aisyiyah yang Transformatif

9 Karakter Pemimpin ‘Aisyiyah yang Transformatif

RBO  >>>   BENGKULU  >>>   Sekretaris Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) Bengkulu, Hj Susi Soraya, SE dalam memaparkan materi tentang kepemimpinan transformasi dan kelembagaan mengatakan, salah satu rangkaian agenda besar Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) ke II beberapa hari yang lalu, menjelaskan, ada 9 karakter pemimpin 'Aisyiyah yang transformatif di era zaman serba canggih sekarang ini.

"Sebelum membahas kesana, sedikit akan kami berikan sejarah singkat lahirnya. 'Aisyiyah sudah memasuki usia dua abad. Berdiri tanggal 27 RAJAB 1335 – 27 RAJAB 1436. Setelah itu, perkembangan 'Aisyiyah sangat pesat adanya. Yaitu membantu pemerintah dari bidang pendidikan, ekomoni, kesehatan, sosial budaya dan lain-lain. Semuanya berkontribusi untuk kemajuan di seluruh Indonesia," ujar Susi Soraya pada RADAR BENGKULU, kemarin.

Sedangkan untuk transformasi kelembagaan, Susi memaparkan, dari awal pendirian lembaga HB Muhammadiyah Bagian ‘Aisyiyah (1917-1961) setelah itu berganti PP Muhammadiyah Majelis ‘Aisyiyah (1961-1966), Ortom Muhammadiyah (1966-2000), Ortom Khusus Muhammadiyah (2000-sekarang). Dari beberapa transformasi tersebut, silih berganti kemimpinan 'Aisyiyah oleh peran perempuan hebat disana.

"Dari pemimpin pertama Ibu Siti Bariyah, Nyai Hj. Siti Walidah, 'Aisyiyah Hilal, Ibu Munjiyah, Ibu Badilah, Ibu Hayinah, Ibu Baroroh Baried, Ibu Elida Jazman, Ibu Chamamah Seoratno, Ibu Noordjannah Djohantini. Semuanya perempuan hebat yang memberikan banyak kontribusi untuk 'Aisyiyah selama ini," terangnya.

Dijelaskannya, 9 karakter pemimpin 'Aisyiyah yang transformatif itu, pertama, berpaham Islam yang berkemajuan dalam arti kata, seorang pemimpin harus memiliki membebaskan, memberdayakan, memajukan, sehingga peran seperti ini sangat penting dimilki oleh setiap pemimpin. Kedua, Ikhlas , jujur dan amanah. Ketiga, cerdas dan berilmu. Keempat, moderat dan bijaksana. Kelima, etos kerja tinggi , disiplin dan produktif. Keenam, adil dan memuliakan manusia. Tujuh, berjiwa Al Maun. Delapan, gemar beramal dan berusaha. Sembilan, berorganisasi dan kerjasama.

"Dari kesembilan tersebut, semuanya harus dimiliki oleh pemimpin 'Aisyiyah. Apalagi menghadapi di era zaman yang semakin canggih, tentunya harus dibekali dengan ilmu yang menunjang perkembangan zaman. Supaya 'Aisyiyah tetap eksis sebagai organisasi wanita tertua di Indonesia," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: