Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padang Panjang Sukseskan Festival Besurek Bengkulu

Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padang Panjang Sukseskan Festival Besurek Bengkulu

RBO >>>  BENGKULU >>>  Empat Program Studi (Prodi) Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat ikut menyukseskan pembukaan Festival Besurek Bengkulu kemarin. Mereka menampilkan pentas seni yang sukses memukau pasang mata yang hadir di Gedung Taman Budaya.

Dari keempat Prodi yang menampilkan pertunjukan seni, untuk Prodi Seni Karawitan menampilkan komposisi karawitan bertajuk "Galuik Batingkah" karya Firman, S.Sn., M.Sn. Konsep karya yang dibuat berangkat dari tradisi yang diaransemen kembali dalam bentuk baru/populer. Ini dalam rangka melestarikan dan menjaga budaya Minangkabau, melalui musik tradisi dengan instrumen talempong, canang, gong,dan tambua.

Sedangkan untuk Prodi Seni Musik menampilkan dua lagu. Lagu pertama Wolfgang Amadeus karya Mozart, dan lagu kedua Botoi-Botoi Karya N.N yang merupakan lagu daerah Bengkulu yang diaransemen oleh Hadaci Siddik, S.Sn., M.Sn.

Terkait format string quarted, dalam menggarap karya komposer zaman klasik Mozart Wolfgang Amadeus dengan judul engklenah musik. Sementara karya kedua "Ya Botoi - Botoi" merupakan lagu daerah Bengkulu. Pertunjukan pembuka dalam Festival Besurek yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Bengkulu dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu, dari Prodi Seni Tari dengan tajuk "Koyah Rang Awak" Koreografer Arif Budiman.

Tari ini, berangkat dari tari tradisi bujang sembilan yang berasal dari daerah paninjauan, Tabu Baraie, Kabupaten Tanah Datar. Sumber pengembangan gerak terdiri dari gerak koyah, lapiah jarani dan gerak padah. Pengembangan tarian ini, diolah berdasarkan elemen - elemen komposisi tari, terutama dari elemen gerak, ruang, waktu dan tenaga. Tarian kreasi yang menggambarkan kebersamaan masyarakat nagari paninjauan dalam aktivitas kehidupannya sehari - hari.

Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang, Ferry Herdianto, S.Sn., M.Sn mengatakan, pentas di luar kampus dari mahasiswa-mahasiswa empat Program Studi ini, merupakan ajang pagelaran Fakultas Seni Pertunjukan. Sementara Herdianto menjelaskan, kenapa Bengkulu yang dipilih sebagai tempat pertunjukan, karena bertepatan adanya event bergengsi Festival Besurek. Apalagi ini sejarah baru bagi Bengkulu. Tentunya, antusias masyarakat Bengkulu dalam mengapresiasi pertunjukan seni sangat tinggi.

"Karya-karya yang ditampilkan ada yang berangkat dari lokalitas Minangkabau. Sementara Budaya Minang, dan Bengkulu hampir sama. Terlebih lagi, mahasiswa ISI Padang Panjang yang turut serta kali ini juga berasal dari Bengkulu," ujar Herdianto, Dekan FSP yang juga berasal dari Bengkulu ini, (25/8).

Untuk itu, dia berharap usai pertunjukan ini, minat masyarakat, khususnya Bengkulu dapat meningkat dari tahun ke tahun untuk tetap memilih kampus ISI Padangpanjang sebagai tempat menuntut ilmu. Sehingga lima Program studi yang ada di Fakultas Seni Pertunjukan semakin diminati oleh masyarakat Bengkulu.

Disisi lain, penyair dan teaterawan Bengkulu, Eko Petra mengungkapkan decak kagumnya rangkaian pertunjukan dari empat Program Studi, dengan karya-karya terbaiknya membuat penonton kagum dan riuh oleh tepuk tangan. Hal senada juga dikatakan.

M. Fauzan, salah seorang pemain Musikalisasi puisi, konsep karya yang berangkat dari puisinya Sulaiman Juned yang dibuat komposisi musiknya, diaransemen oleh Dharminta Soeryana merupakan kerja kreatif antara mahasiswa teater dengan dosen. Karya ini, menceritakan tentang kejadian galodo / banjir bandang yang terjadi di Batusangkar, Sumatera Barat. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: