Harga Telur di Mukomuko Melangit

Harga Telur di Mukomuko Melangit

radarbengkuluonline.com -  IPUH - Mayoritas harga sembako menjelang Natal dan Tahun baru naik drastis. Salah satunya harga telur. Menjelang Nataru ini harga telur per butir Rp 1.500 hingga Rp 1.600 dengan harga per karpet Rp 47.000 hingga sampai Rp 48.000. Sebelumnya harga telur di Mukomuko masih bisa dikatakan normal. Dengan harga grosir per butir Rp 1.200 hingga Rp 1.300. Dan harga per karpet Rp 38.000 hingga sampai Rp 40.000. Harga saat ini adalah harga paling mahal. Sebelumnya harga telur belum pernah menyentuh angka Rp 48.000 per karpet. BACA DULU INI: Pemenang Lomba Mancing 2018 Siap Jemput Keberuntungan Lagi

Salah satu penjual telur keliling, Ari (42) mengatakan, menjual dengan harga Rp 47.000 per satu karpet saat ini ia hanya meraih keuntungan bersih Rp 3000. Ia mengaku harga jual keliling dengan harga yang dijual oleh pedagang lain di pasar berbeda. Di pasar harga per satu karpet bisa mencapai Rp 48.000. "Harga yang saya jual ini sudah murah dari harga di pasar. Dengan harga ini saya memang tidak mendapat untung banyak. Hanya Rp 3000 satu karpet. Belum lagi pembeli minta bonus dan lain sebagainya," tuturnya kepada radarbengkuluonline.com kemarin.

Kenaikan harga ini bukan hanya terjadi di tingkat grosir. Tetapi harga memang naik dari penyuplai atau pemasok telur ke Mukomuko. Biasanya harga telur ini tidak pernah naik seharga ini. Tetapi memang setiap akhir tahun atau menjelang tahun baru semua bahan sembako naik. Mungkin minyak goreng, beras dan bahan sembako lainnya juga naik. BACA JUGA: Ini Nah Nama-Nama Orang Bengkulu Yang Tersangkut di Jalan   (1)

"Sudah tidak heran kalau akhir tahun semua harga sembako naik. Tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang ini kenaikan harga telur saat ini sudah terlalu tinggi. Kita dari grosir juga tidak bisa berbuat banyak terkait dengan kenaikan harga ini," imbuhnya.

Ditambahkan, dengan adanya kenaikan harga ini secara tidak langsung juga mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli telur. Dan imbasnya tentu dirasakan langsung oleh pihak penjual. Pendapatan perhari juga ikut menurun dan tidak seperti harga terlur sebelumnya.

"Kita harap setelah Nataru ini harga telur kembali normal seperti biasanya. Kalau harganya tetap seperti ini dan tidak turun seperti demula, mau tidak mau kita tetap jual seperti harga yang sekarang. Kita juga tidak mendapat untung banyak,"  ucapnya.(ide)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: