Belum Ditindaklanjuti 50 Ha Sawah Petani Talang Buai yang Kering

Belum Ditindaklanjuti 50 Ha Sawah Petani Talang Buai yang Kering

radarbengkuluonline.com -  SELAGAN RAYA -  Saat ini lebih kurang 50 Hektar (Ha) lahan persawahan Talang Lubuk Panjang di Desa Talang Buai, kering Kecamatan Selagan Raya, Mukomuko masih kering total.  Hingga saat ini belum ada respon dan tanggapan dari dinas terkait. Seakan pemerintah tutup mata dengan kondisi tersebut. Umur tanaman padi para petani saat ini sedang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan. Para petani setempat sudah pesimis tidak bisa mendapatkan hasil panen yang baik.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Talang Buai, Haryanto mengaku sudah mendapatkan laporan dari para petani. Menurutnya, sumber masalah yang menyebabkan lahan persawahan petani kering tersebut bukan hanya karena irigasi induk yang tidak pernah dinormalisasi atau dibersihkan. Tetapi debit air Sungai Payang juga kecil akibat musim kemarau belakangan ini. "Sebagai PPL saya sudah mendapat laporan dari petani. Dan keluhan petani ini juga sudah disampaikan ke Kepala BPP Kecamatan," ujar Haryanto saat dihubungi melalui telepon seluler Rabu,(8/12) kemarin. BACA JUGA: Pemenang Lomba Mancing 2018 Siap Jemput Keberuntungan Lagi

Menurutnya, untuk masalah irigasi itu bukan kewenangan pertanian ataupun PPL. Terkait dengan irigasi yang tidak pernah direvitalisasi itu ranah PUPR Bidang Pengairan. Tetapi setelah adanya laporan lahan persawahan yang kering dari petani, mungkin BPP sudah menyampaikan ke dinas terkait. "Saya sudah menyampaikan laporan ke BPP Kecamatan. Mungkin masalah kekeringan ini sudah diteruskan ke dinas terkait. Untuk tindaklanjut sampai saat ini memang belum ada. Tetapi sekarang sudah ada hujan yang turun. Mudah-mudahan debit air meningkat, dan lahan sawah yang kering bisa kebagian air," imbuhnya. BACA JUGA INI: Surat Khusus dari Kemendagri Sudah Ditindaklanjuti Bupati Mukomuko

Sebelumnya, salah satu petani setempat, Musni (40) mengatakan, kekeringan ini sudah terjadi sejak satu minggu terakhir. Kondisi lahan persawahan sangat memprihatinkan karena sudah kering total. Mereka sesama petani di kawasan tersebut sudah berupaya melaksanakan gotong royong mencari sumber air. Namu kesalahannya bukan pada irigasi kecil yang mengalir pada persawahan mereka. Tetapi kesalahannya ada di irigasi induk tersier yang tidak pernah dilakukan normalisasi atau direvitalisasi oleh dinas terkait. "Kesalahannya ada di irigasi induk. Karena irigasi induk tidak pernah dinormalisasi atau dibersihkan sejak beberapa tahun terakhir," keluh Musni.

Masih dikatakan Musni, rombongan petani setempat sudah pernah menyusul ke hulu irigasi debit air cukup memadai. Dan memang kekeringan ini bukan imbas dari musim kemarau. Tetapi masalah irigasi yang tidak pernah diperhatikan. Sementara umur tanaman padi saat ini sedang membutuhkan air yang cukup. Kalau tidak, tanaman padi yang sudah ditanam terancam mati kekeringan. "Saat ini umur tanaman padi sudah 1 bulan lebih. Umur padi ini sedang membutuhkan air yang cukup. Kami para petani minta ada perhatian dari dinas terkait untuk menangani masalah ini," ucapnya.(ide)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: