Ada Nilai Mistis Dibalik Ritual Sekujang, Mendoakan Roh dan Musim Buah

Ada Nilai Mistis Dibalik Ritual Sekujang,   Mendoakan Roh dan Musim Buah

Tradisi Sekujang yang tetap dilestarikan di Seluma-Wawan-

SELUMA, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Tradisi Sekujang saat ini akan terus digalakkan pemerintah Kabupaten Seluma.

Dan itu  bakal dijadikan agenda rutin tahunan sebagai upaya memelihara warisan budaya leluhur.

BACA JUGA:Pantai Seluma Diserbu Wisatawan Lokal Saat Lebaran Ketupat

 

 

 

 

Salah satunya kegiatan Sekujang yang dipusatkan di Desa Talang Benuang, Kecamatan Sukaraja yang juga dijadikan calender event Pemkab Seluma pada malam lebaran tahun 1444 H yang menunjuk pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sebagai leading sektor pelaksana kegiatan. 

Tradisi Sekujang merupakan seni budaya warisan leluhur suku Serawai dalam menyambut Idul Fitri.

BACA JUGA:Baru Rencana, Presiden Jokowi Berkunjung ke Bengkulu, Pantau Proyek dan Pasar

 

 

 

 

Pada kegiatan ini aktor sekujang menggunakan topeng seram dengan rambut yang menjurai berjalan mengitari desa diiringi oleh obor menyala untuk mendatangi rumah-rumah warga. 

BACA JUGA:HMI Bengkulu Bangun Graha Insan Cinta HMI, Gubernur Rohidin Letakkan Batu Pertamanya

BACA JUGA:Objek Wisata Pantai di Lais Ini Masih Tetap Ada Pengunjung

 

 

 

 

"Tradisi Sekujang yang digelar di Desa Talang Benuang bersama pemerintah desa, tokoh adat, agama dan masyarakat desa setempat bersama pihak terkait dijadikan sebagai ajang Calender Event Kabupaten Seluma. Dan kebetulan, selain BPBD selaku leading sektor dalam kegiatan itu, Sekujang juga merupakan bagian penelitian disertasi saya dalam program Doktor yang saya tempuh," sampai Kepala BPBD Seluma, Mirin Ajib SH. MH, kemarin. 

Tradisi sekujang dilakukan dan diyakini sebagai upaya mendoakan Jemo Putus. Jemo Putus adalah Orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan saat ini.

 

 

 

 

Termasuk ibu yang meninggal saat melahirkan anak pertama, waria, orang yang mati dalam keadaan membujang, anak-anak yang meninggal. Bahkan orang yang mati tanpa diketahui keberadaannya dan tidak memiliki kubur (misalnya mati hanyut, hilang di tengah hutan, di laut, jatuh kejurang dan tidak ditemukan).

Sekujang sendiri sebenarnya merujuk pada arwah-arwah yang tidak mendapat doa dari keturunan karena tidak diziarahi kuburnya, dalam kepercayaan masyarakat Serawai.Tradisi ini merupakan wujud doa masyarakat agar arwah-arwah tersebut tenang dan tidak mengganggu tanaman mereka.

 

 

 

 

" Dengan digelarnya Sekujang, juga dipercaya menjadikan semakin lebatnya bunga dan buah-buahan," ujarnya. 

Sekujang selama ini sudah digelar di beberapa desa di Kabupaten Seluma, namun belum merata dan belum optimal. 

BACA JUGA:Ini Saran Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan untuk Semua ASN

BACA JUGA:Pastikan Kelancaran Arus Balik Lebaran, Kemenhub, Korlantas Polri dan Jasa Raharja Tinjau Kondisi Lalu Lintas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: