Pemdes Pagar Dewa Lakukan Tradisi Bubus Tebat

Pemdes Pagar Dewa Lakukan Tradisi Bubus Tebat

Kepala Desa Pagar Dewa, Rusman Mahidi bersama Sekda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip,M.Si menyaksikan masyarakat melakukan pembubusan Tebat Pagar Dewa serta mencari ikan-Fahmi-

MANNA, RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Berdasarkan hasil musyawarah bersama, akhirnya Pemerintah Desa Pagar Dewa melakukan bubus (buka pintu air) tebat sehingga air yang ada bisa mengering.

Ini merupakan tradisi di Desa Pagar Dewa. Ini dilakukan empat tahun sekali. Bubus masal ini dilakukan oleh seluruh masyarakat.

BACA JUGA:Ujang Puguk, Fix Power Kemenangan Partai Nasdem

 

 

 

Kepala Desa Pagar Dewa, Rusman Mahidi mengatakan, dari hasil pembubusan tebat tersebut nantinya masyarakat diperbolehkan.

Kalau mau menangguk (menangkap) ikan dipersilakan,seolah - olah kegiatan bubus tebat ini ajang masyarakat berkumpul dan menjalin silaturahmi.

BACA JUGA:Pakai Baju Adat, Ka Lapas dan Napi Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila

 

 

 

"Tetapi untuk membubus tebat tersebut tidak sembarangan. Harus meminta izin kepada pemilik tebat. Karena selain tebat besar, ada banyak yang memiliki tebat kecil. Hal itu harus kita rundingkan terlebih dahulu. Apalagi fungsi tebat ini banyak sekali. Wadah penyimpanan air untuk digunakan masyarakat mengairi persawahan yang ada di Desa Pagar Dewa,"papar Rusman di Tebat Pagar Dewa Kamis (1/06.

BACA JUGA:Universitas Terbuka Bengkulu Resmikan SALUT Bengkulu Utara dan Arga Makmur

 

 

 

Kebetulan juga,karena ada program ketahanan pangan yang akan dilakukan Pemerintah Desa untuk membuat kerambah apung bagi kelompok masyarakat.

Dengan pembubusan ini akan dilakukan pereharaban tebat agar nantinya hasil dari kerambah apung yang akan dibuat bisa mendapatkan hasil yang maksinal.

BACA JUGA: Kemendagri Beri Penghargaan kepada Sekda Bengkulu Tengah

 

 

 

Untuk kondisi bagaimanapun, memang tebat Pagar Dewa ini tidak pernah kering. Baik musim kemarau, ditambah lagi musim hujan.

Tebat ini juga menjadi aset desa yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Proses pembubusan ini dilakukan selama dua hari. Satu hari pembubusan tebat, satu harinya lagi penagguk'an ikan.

BACA JUGA:ASN Bengkulu Tengah Berada di Unjung Tanduk?

 

 

 

"Mengapa dalam kegiatan pembubusan ini kita perlu melakukan musyawarah? Karena tebat tersebut bukan hanya milik orang Pagar Desa saja,tetapi ada yang dari Maras, ada dari Pino. Karena, tebat tersebut peninggalan nenek moyang. Ada tiang satu ,tiang dua, tiang tiga yang dimiliki keturunan poyang sebelumnya,"ungkap Rusman.

BACA JUGA:Ada Apa? Walikota Bengkulu Ganti Nama Persimpangan Jalan, Ini Penjelasannya

 

 

 

Adapun yang disampaikan oleh Sesda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip,M.Si bahwa tebat ini merupakan aset desa. Biasanya dilakukan kegiatan rutin yang namanya bubus tebat yang nantinya masyarakat dalak i (mencari) ikan.

Nantinya pemerintah daerah berharap Pemerintah Desa bisa menjadikan tebat ini menjadi lebih produktif dengan program yang akan dilakukannya.

BACA JUGA:Kalau Jalan Hibrida Mulus Seperti Ini, Maju Kotanya, Bahagia Warganya

 

 

 

"Selain tempat sumber air,sehingga mayoritas masyarakat tergantung dengan tebat tersebut untuk kebutuhan air,bahkan dari kontek observasi suber daya air mempunyai peran yang sangat penting,kedepannya kita berharap bisa kita akses juga Balai sumber daya air terkait perlindungan sumber daya alam,bagaimana nantinya tebat ini masuk dalam kewenangan KSDA untuk dilindungi,"pungkas sukarni.

BACA JUGA:Bung Karno ke Presiden Yugoslavia, Kami Punya Way Of Life yakni PANCASILA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: