Cerita Putri Mencari Durian Jatuh di Kebun Nenek

Cerita Putri Mencari Durian Jatuh di Kebun Nenek

Putri Pertama Sari siswi SMP NEGERI 09 Bengkulu Tengah-Ist-

RADAR BENGKULU - Cerita kali ini kiriman dari pembaca setia RADAR BENGKULU Online, mengisahkan tentang pengalaman putri saat di kebun durian nenek. 
 
Ini kisah nyata dan ditulis langsung oleh siswi kelas IX SMP NEGERI 09 Kabupaten Bengkulu Tengah bernama Putri Pertama Sari. 
 
Dalam artikel cerita dan pengalaman ini, redaksi tidak melakukan penambahan data atau mengubah alur cerita.
 
 Semuanya murni hasil karya tulis siswi tersebut. Redaksi hanya memperbaiki EYD dalam tulisan yang dikirim ke RADAR BENGKULU Online. So, selamat membaca dan semoga terhibur.
 
Pada tahun 2022, di desa ku lagi musim buah durian. Dan kebun durian milik nenek dan kakek lagi berbuah banyak. 
 
 
Lalu aku dan adek pergi ke kebun. Tidak lama kemudian, kamipun sampai di kebun durian milik nenek dan kakek.
 
Karena menempuh jalan yang cukup melelahkan, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di pondok kebun.
 
Tiba - tiba adek ku mendengar ada suara "kedebuk" sepertinya itu suara durian yang jatuh dari pohon. 
Dan ternyata benar, suara tadi adalah suara durian yang sudah masak dan jatuh ke tanah. 
 
Adek ku bilang "kak biar aku saja yang mengambil durian itu".  Akupun mengiyakan. 
 
Namun aku dibuat kaget karena adek ku terdengar menangis dan meringis kesakitan. Karena khawatir, akupun menyusul adek, lau akupun kaget "adek kamu kenapa" tanyaku. 
 
"Tanganku tertimpa buah durian" jawab adek sambil meringis kesakitan.
 
Ternyata saat adek  mau ambil durian yang jatuh, secara bersamaan ada durian lainnya yang juga jatuh menimpa tangan adikku. 
 
Akibat kejadian itu, tangan adek ku berdarah. Kamipun langsung kembali ke pondok untuk mengobati luka ditangan adek. 
 
Karena adek Ku sudah terluka, maka kegiatan mencari buah durian hari itu terpaksa aku lakukan sendiri. 
 
Hasilnya diluar dugaan, aku berhasil mengumpulkan sebanyak 27 buah durian. 
 
Tidak terasa hari sudah sore, akupun segera kembali ke pondok untuk membersihkan diri. Malam itu aku, adek dan Nenek memutuskan untuk menginap di pondok kebun sambil menunggu durian jatuh lagi.
Karena sudah larut malam,kamipun beristirahat dan tidur. 
 
Keesokan harinya, aku mendengar suara nenek lagi mengupas buah durian. 
 
Lalu aku menghampiri nenek dan bertanya "nek mengapa duriannya dikupas" tanyaku. Lalu nenek menjawab "duriannya tidak bagus lagi karena sudah terbelah, orang tidak akan mau membelinya dengan harga mahal. 
 
Itulah sebabnya mengupas buah durian ini. Nanti akan kita buah tempoyak" jelas nenek kepadaku.
 
Sekadar informasi, tempoyak adalah jenis makanan khas etnis melayu di pulau Sumatera dan Kalimantan.
 
Makanan ini berbahan utama durian yang telah melalui proses fermentasi. Makanan ini biasa dikonsumsi menjadi lauk yang dicampur sambal saat menyantap nasi.
 
Kembali ke cerita, mendengar penjelasan nenek aku pun hanya mengangguk tanda mengerti. "Nanti tempoyak ini akan nenek buat jadi lauk untuk kita dan juga bisa kita jual" ujar nenek.
 
Saat akan pulang dari kebun, aku dan adek mendengar ada suara motor mendekati kami. 
 
Eh ternyata itu kakek yang menyusul dan ingin membawa semua durian hasil pencarian kami. Durian itu akan dibawa ke desa untuk di jual.
 
Kami tidak ikut kakek menjual durian itu, kami hanya menunggu di pondok sambil berharap ada durian yang jatuh lagi.
 
Beberapa lama kemudian, kakek kembali dan berkata Durian sudah berhasil terjual dengan total pendapatan sebanyak Rp 228 ribu. Aku dan adek juga diberi uang, masing - masing Rp 50 ribu. 
 
Lantaran sudah lama menunggu di pondok dan belum ada durian yang jatuh lagi, rasa bosan pun menghinggapi aku dan adek. 
 
Tiba-tiba adikku berujar "kak ayo kita ke bukit resam, kan tidak jauh dari sini" ujar adek.
 
Mendengar ide itu akupun tertarik untuk ke bukit resam karena pemandangan disana sangat bagus. Kita bisa melihat rumah - rumah warga dari ketinggian. 
 
Informasi tambahan, bukit resam adalah salah satu destinasi wisata yang berada di Desa wisata penembang kecamatan Merigi Kelindang kabupaten Bengkulu Tengah,provinsi Bengkulu.
 
Kembali lagi ke cerita, usai menikmati pemandangan di bukit resam,kamipun memutuskan untuk pulang ke pondok. 
 
Setelah beberapa hari, kakek dan nenek mengajak kami untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, adek melihat pohon petai yang berbuah lebat, ternyata kakek memperhatikan kami dan berkata "kalian mau, biar kakek yang ambil" ujar kakek. 
 
Kamipun menunggu dan hasilnya aku dan Ade dapat 9 ikat petai. Setiba di desa, petai itu kami jual ke warga. Hasil penjualan petai kami sampaikan ke kakek, eh ternyata kakek tidak mau dan berujar "udah, uangnya kalian bagi dua saja, untuk keperluan sekolah" kata kakek. Aku dan adek langsung kegirangan dan berkata terimakasih kek.
 
Demikianlah cerita sederhana dari Putri Pertama Sari. Sampai jumpa di cerita pengalaman sederhana lainya. Salam sehat dan semoga selalu berbahagia. (**)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: