Rasulullah Role Model Pemimpin

Armin Tedy, S. Th. I., M. Ag -Adam-radarbengkulu
''Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di kalangan manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesunguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.'' (Q.S. 4:48)
Ayat ini memberikan inspirasi kepada kita umat Islam agar kepemimpinan dan pemerintahan ditegakkan dengan kejujuran dan keadilan.
Ayat ini juga memberikan kontribusi pemikiran bagi umat Islam dalam memperjuangkan terciptanya kejujuran dan keadilan di tengah-tengah kehidupan bangsa dan bernegara, dan menuntut terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
4. Memiliki ilmu pengetahuan dan Sehat Fisik
Nabi Muhammad SAW memiliki kepintaran dan kecerdasan luar biasa (fathonah). Secara fisik, nabi jarang dikabarkan sakit.
Ia memiliki kesehatan fisik yang prima. Dengan demikian, seorang pemimpin, kepala negara dan pejabat negara lainnya akan lebih ideal bila memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan sehat jasmani maupun rohani.
Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang luas, diharapkan dapat memberikan kemungkinan bagi dirinya mengatur tatanan pemerintahan yang dipegangnya secara baik. Dengan ilmunya itu, dia dapat mengetahui titik kelemahan dan potensi yang ada pada rakyatnya.
Seorang pemimpin seyogyanya memiliki kesehatan fisik yang prima, yang hal ini agar dapat mendukung terhadap kesehatan pikirannya. Dalam pribahasa dikatakan, “Pada badan yang sehat, terdapat akal/jiwa yang kuat”. Dengan kekekaran dan kesehatan fisiknya itu, memungkinkan bagi dirinya membela diri sehingga ada dampaknya pada orang lain, dan orang pun hormat padanya.
Mencari sosok pemimpin ideal sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan penjabaran Al-Quran, tentu sangat sulit bagi kita. Namun kita bisa memilih, setidaknya yang mendekati ideal.
"Sesuatu yang tidak didapatkan semua (sesuai dengan idealisasi dan kehendak kita), seyogyanya tidak ditinggalkan semua."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu