Kisah Pemuka Adat Mukomuko Pernah Menjadi Sopir Bung Karno

Kisah Pemuka Adat Mukomuko Pernah Menjadi Sopir Bung Karno

kisah sopir bung karno di Bengkulu-ist-

Mula-mula rombongan Bapak Proklamator itu dibawa ke arah selatan untuk mengecoh jepang. Nyatanya mereka balik arah ke utara menuju Padang. 

 

Sukarno dan 3 orang lain dibawa oleh empat Polisi Belanda menggunakan mobil pickup. Dari 11 malam perjalanan sampai pukul 5 sore esoknya, rombongan Bung Karno yang sudah kelelahan tiba di Mukomuko. Beristirahat dan bermalam 10 jam di Mukomuko. 

 

Pada pukul 3 dini hari, rombongan Sukarno sudah harus bergerak lagi menuju Padang. Kendaraan yang semula mobil pickup, berganti gerobak sapi atau pedati. 

BACA JUGA:Mengenang Perjuangan Pahlawan, Fatmawati Menjahit Bendera Merah-Putih di Balai Daerah Mukomuko

Menurut cerita turun temurun masyarakat Mukomuko, gerobak sapi yang ditumpangi Sukarno dari Mukomuko menuju Tapan adalah milik seorang pemuka adat bernama Samad. 

 

Samad pula yang menjadi pengendali alias sopir gerobak sapi yang ditumpangi "Putra Sang Fajar" itu. Hal ini dikemukakan seorang pensiunan PNS Mukomuko, Amiruddin yang cukup mencintai sejarah Mukomuko. 

 

Menurut Amiruddin, seperti dikutip dari arsip radarbengkuluonline, di rumah Samad pula rombongan Bung Karno bermalam dan beristirahat dari pelarian itu. 

 

Pak Samad kala itu merupakan orang cukup terpandang, bukan saja ekonominya yang lumayan baik dibuktikan ia memiliki gerobak sapi, tapi Samad juga pemuka adat, Ughang Tuo Kaum Enam Dihili. 

 

Rumah Samad yang dimaksud dalam cerita beralamat di Pasar Gedang, atau sekarang Kelurahan Pasar Mukomuko. Saat ini, kisaran Mesjid Jamik hingga Kantor Camat Kota Mukomuko. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar bengkulu