Pawai Ogoh-Ogoh Membuat Suasana Hari Raya Nyepi di Bengkulu Utara Lebih Bermakna

Pawai Ogoh-Ogoh Membuat Suasana  Hari Raya Nyepi di Bengkulu Utara Lebih Bermakna

Pawai Ogoh-Ogoh Sambut Hari Raya Nyepi di Bengkulu Utara-Berlian-radarbengkulu

RADARBENGKULU - Ribuan Umat Hindu Bali di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu menggelar pawai ogoh-ogoh di Desa Rama Agung, Minggu 10 Maret 2024.

Pawai Ogoh-ogoh ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Bali di Bengkulu Utara dalam rangka menyambut perayaan Hari Raya Suci Nyepi.

BACA JUGA: Tim Percepatan Penurunan Stunting Bengkulu Utara Optimis Kurangi Angka Stunting Hingga 11 Persen

 

Made Sunardi (40), Pendamping Pemangku Banjar Adat Dharma Santi mengatakan, Pawai Ogoh-Ogoh ini merupakan bentuk pemaknaan atau simbolis bhuta kala yang melambangkan kekuatan buruk, ketidakmurnian, ketidaksadaran yang dapat mempengaruhi hidup manusia.

"Seperti Ogoh-Ogoh ini pasti rata-rata bentuknya jelek, ini ada yang seperti pocong," ujar Made Sunardi. 

BACA JUGA:Bengkulu Utara Gelar Pawai Ta'aruf Sambut Bulan Suci Ramadan

 

Tak hanya itu, dijelaskannya juga bahwa Ogoh-Ogoh ini diarak atau diparadekan mengelilingi wewidangan desa untuk mengusir butha kala yang dilakukan saat menjelang malam hari, sehari sebelum Hari Suci Nyepi. 

Pelaksanaan mengarak Ogoh-Ogoh ini menyampaikan sebuah pesan jika manusia harus saling menjaga alam dan sumber daya untuk tidak merusak lingkungan sekitarnya.

BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Utara Gelar Doa Bersama

 

Setelah diarak, Ogoh-Ogoh yang merupakan simbol-simbol jahat tersebut dibakar hingga habis dan disaksikan oleh para pemangku adat.

Pemaknaannya adalah pada Hari Suci Nyepi 11 Maret 2024 tahun ini umat Hindu Bali bisa menjalankan ibadah Nyepi dengan khusyuk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu