Yayan Budiman, Sosok Tangan Dingin Dibalik Stufaa Germany Indonesia

Yayan Budiman, Sosok Tangan Dingin Dibalik Stufaa Germany Indonesia

Yayan Bersama bapak angkat, Jürgen Gewinner-Adam/Dok Yayan-radarbengkulu

Lembaga Pendidikan Bahasa Jerman Yang Sangat Berpengaruh di Indonesia

 

RADARBENGKULU - Pria ini memang baru berusia 26 tahun. Namun visi misinya untuk kawula muda Indonesia, khususnya Bengkulu sangat besar.

Dia adalah Yayan Budiman. Lelaki asli Kaur ini merupakan CEO sebuah lembaga pendidikan bahasa Jerman pertama dan satu-satunya di Provinsi Bengkulu.


Yayan Budiman foto bersama Miss Pauline Sander saat ke Bengkulu pada April 2022-Adam/Dok Yayan-radarbengkulu

Kemampuannya dalam menguasai bahasa salah satu negara Uni Eropa ini tidak usah diragukan lagi. Terbukti dengan Herr Yayan -- sapaan akrabnya -- mengantongi Sertifikat C1 (kualifikasi fasih) bahasa Jerman.

"Saya sudah kerja sampingan. Diantaranya jadi pendamping lapangan bagi anak-anak dari Indonesia untuk pengurusan berkas seperti pembuatan rekening bank, asuransi, perpanjangan visa, atau mereka yang mau mendaftar kuliah semasa saya masih di Jerman," tambah Yayan Budiman.

 

Ia juga bekerja paruh waktu/part time sebagai translator atau penghubung antara pihak perusahaan Jerman dengan orang Indonesia disana. ''Disini tugas saya menyeleksi orang-orang Indonesia yang mau melanjutkan pendidikan dengan mengikuti program Ausbildung (sekolah vokasi+magang kerja) di negaranya Kanselir Olaf Scholz ini," bebernya kepada RADARBENGKULU.DISWAY.ID.

Prihal koneksi, pria yang sudah beristri ini tidak sembarangan. Dia memiliki seorang bapak angkat yang bernama Jürgen Gewinner, seorang anggota Kepolisian yang menjadi anggota Stadtsrat (DPRDnya Jerman).


Bersama Mister Fischer dari Medical Work Solution, Jerman saat seminar di Hotel Mercure Bengkulu-Adam/Dok Yayan-radarbengkulu

"Lewat beliau inilah saya mempunyai koneksi luas di kalangan para pejabat tinggi seperti walikota dan lain-lain. Lalu saya terpikir, kenapa ini tidak dikembangkan dan lebih memberi manfaat bagi kawula muda Indonesia yang mau kerja di Jerman dengan biaya terjangkau serta terjamin  dapat lapangan kerja. Maka dari itu saya membuat lembaga pendidikan vokasi sekaligus bisa mendapatkan pendapatan finansial bagi siswanya. Karena di Indonesia sendiri, yang saya lihat  bukan tidak ada lembaga yang 'mengerti' tentang informasi Jerman. Namun lembaga itu sangat minim menginformasikan tentang Jerman kepada khalayak ramai, dengan tidak trasparannya informasi itu membuat 'adanya celah mengeksploitasi'," ujarnya.

Saat ditanya mengenai maraknya perdagangan manusia (human trafficking) di Jerman yang bermodus Ferienjob, Yayan mengatakan di Stufaa Germany Indonesia itu tidak akan terjadi.


Bersama Frau Uta dan Frau Sabine saat kunjungan ke Stufaa Germany Indonesia-Adam/Dok Yayan-radarbengkulu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu