MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I-Adam-radarbengkulu

Adapun ujian itu antara lain: Allah SWT mengujinya dengan jalan menghadapi raja Namrud dan menantang kebijakannya. Raja Namrud tergolong penguasa super power, otoriter, dan keras serta zholim, penguasa yang sangat kuat, pemerintahannya dijalankan dengan kekuatan bala tentara dan pendukungnya yang setia, sehingga Nabi Ibrahim AS menantangnya dan memberinya petunjuk ke jalan yang benar.

Tentu saja Namrud dengan sombong dan arogansinya menolak dan menghukumnya. Ia menyalakan api unggun untuk melemparkan Nabi Ibrahim AS ke dalamnya.

 

Para penghuni langit pun geger atas peristiwa yang menegangkan ini, maka turunlah Malaikat Jibril AS menawarkan pertolongan, tetapi Nabi Ibrahim AS menjawabnya, “Kalau pertolongan itu hanya dari kamu maka tidak perlu, tetapi kalau itu dari Allah maka sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaanku tanpa aku harus meminta-Nya.”

Nabi Ibrahim pun dilemparkan ke dalam kobaran api yang menyala dan dia bersabar serta kokoh, maka atas pertolongan Allah SWT api berubah menjadi dingin di luar perkiraan manusia. Allah berfirman kepada api:

يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (٦٩)

Artinya: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS: 21: 69);

 

Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.

Selanjutnya Allah SWT kembali mengujinya. Dia memerintahkan Nabi Ibrahim berseberangan dengan kaumnya, dan meninggalkan tanah airnya berhijrah menuju ke negeri Syam. Tidak berhenti disitu saja, Allah SWT mengujinya dengan ujian yang sangat berat. Yaitu diperintahkan menyembelih buah hatinya Ismail dengan tangannya sendiri.

Anak semata wayangnya yang diperolehnya di usia senjanya, maka dia pun tidak gentar dan melaksanakan perintah Allah tersebut. Dia tidak terpengaruh oleh rasa sayang dan cintanya yang sangat mendalam kepada putranya yang selama ini dipingitnya, meskipun Iblis mengoda mereka. Kisahnya kemudian diabadikan di dalam Alquran, Allah berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (١٠٢)

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; in shaa Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar."

 

Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu