MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I-Adam-radarbengkulu

Nabi Ibrahim AS juga dikisahkan dalam  Alquran sebagai pemimpin bagi segenap umat manusia, “Inni ja’iluka linnasi imaman” (Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh umat manusia). Lalu Nabi Ibrahim AS berdo’a supaya kelak keturunannya juga bisa diangkat menjadi pemimpin, namun Allah memberi syarat bahwa yang berhak menjadi pemimpin dari umat dan keturunanmu kelak hanyalah mereka yang tidak zalim ‘La yanalu ‘ahdi az Zhalimin’. (QS. [2]: 124).

Al-Qur’an membahasakan pemimpin dengan sebutan imam yang berasal dari kata amam atau di depan. Begitu urgennya kepemimpinan, sehingga Rasulullah Saw mewajibkan mengangkat pemimpin kapan dan dimana pun berada. Bahkan dalam perjalanan sekalipun. 

 

Kata khalifah juga kerap digunakan dalam Alquran sebagai pemimpin, sebagaimana Allah menjadikan Nabi Adam AS sebagai khalifah fil ardhi, pemimpin di muka bumi. Begitu pentingnya peranan kepemimpinan, sehingga setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

  

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dirahmati Allah.

Di bulan Zulhijjah atau bulan Hajji ini, dimana di dalamnya terdapat dua syariat agung yang bersumber dari Nabi Ibrahim AS. Yakni ibadah Haji dan kurban. Ada baiknya kita semua bersama-sama menelaah kembali makna kepemimpanan imamah yang telah diemban oleh Nabi Ibrahim AS.

Ada beberapa prasyarat menjadi pemimpin pada umat dan keturunan Nabi Ibrahim AS adalah berlaku adil, tidak zalim, demokratis, selalu mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat dalam mengeluarkan kebijakan, dan harus menjadi contoh dalam ketaatan menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Inilah pemimpin dambaan umat setiap masa dan tempat.

 

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Terhormat.

Lihat tidak banyak orang yang sukses melahirkan orang yang sukses pula. Sungguh jauh berbeda dengan Nabi Ibrahim AS yang melahirkan dua orang nabi sekaligus menjadi pemimpin umat. Yakni Nabi Ismail AS dan Nabi Ishaq AS. 

Dari jalur dua nabi ini, dari nasab Ismail terlahir Nabi Muhammad Saw. Sementara dari jalur Ishaq terlahir Nabi Ya’qub AS dan dari Nabi Ya’qub AS terlahir semua nabi yang berasal dari Bani Israil. 

 

Lebih jauh lagi, Nabi Ibrahim AS adalah seorang pemimpin yang memiliki misi dan visi masa depan. Sebagaimana tercermin dalam doa dan harapannya, tentang negeri Mekah dan Ka’bah yang dibangunya bersama Ismail, tentang kiprah anak keturunannya di masa depan.  

Semua itu di dalam bingkai “dakwah yang berkelanjutan.” Bukan karena ambisius syahwat politik dan nafsu melanggengkan kekuasaan. Harapannya, saat Allah SWT mengangkatnya sebagai khalifah umat manusia, maka anak keturunannya akan terlahir pula pemimpin umat. Hal ini terekam dalam firman Allah dalam Alquran yang  artinya: ''Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya`qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya.''

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu